Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

PSI Kritisi Penanganan Banjir Era Anies: Belum Ada Kemajuan

Anggota DPRD DKI Jakarta dari Fraksi PSI, Justin Adrian Untayana mengritisi pernyataan Anies yang menyebutkan sumur resapan mampu mengatasi banjir di Ibu Kota.
PSI Kritisi Penanganan Banjir Era Anies: Belum Ada Kemajuan. Seorang pekerja membuat sumur resapan di Kawasan Monas, Jakarta. Pembuatan puluhan sumur resapan itu untuk mengantisipasi genangan saat hujan dan untuk menyimpan air di Kawasan Monas dan depan Istana Merdeka./Antara
PSI Kritisi Penanganan Banjir Era Anies: Belum Ada Kemajuan. Seorang pekerja membuat sumur resapan di Kawasan Monas, Jakarta. Pembuatan puluhan sumur resapan itu untuk mengantisipasi genangan saat hujan dan untuk menyimpan air di Kawasan Monas dan depan Istana Merdeka./Antara

Bisnis.com, JAKARTA - Anggota DPRD DKI Jakarta dari Fraksi PSI, Justin Adrian Untayana mengritisi kebijakan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan terkait penanganan banjir. Menurutnya, program pengentasan banjir di bawah kepemimpinan Anies belum ada kemajuan.

"Seperti yang sudah sering saya katakan selama 3 tahun terakhir, bahwa penanganan permasalahan banjir di Jakarta di masa Bapak Anies tidak pernah mengalami kemajuan yang berarti," kata Justin dalam keterangan resminya, pada Rabu (5/10/2022).

Justin pun membantah pernyataan Anies yang menyebutkan bahwa sumur resapan mampu mengatasi banjir di Ibu Kota. Menurutnya, mengandalkan serapan air ke tanah tidak memungkinkan karena kecepatan dan kapasitas serapnya sulit untuk mengimbangi curah hujan yang cenderung naik.

"Akibatnya genangan atau luapan adalah konsekuensi logisnya. Saya tidak setuju kalau kecepatan surut seolah menjadi target/ prestasi yang dibanggakan, karena genangan yang tingginya hanya 50cm selama beberapa menit sekalipun sudah bisa merusak kendaraan-kendaraan warga, atau memasuki rumah-rumah warga, bahkan membasahi karpet rumah ibadah di tempat-tempat tertentu," jelasnya.

Genangan pun, lanjut Justin, telah menimbulkan kerugian materiil terhadap masyarakat DKI. Dia menilai media utama pengendalian banjir DKI dalam menghadapi banjir lokal setidaknya adalah normalisasi untuk sungai-sungai utama yang harus ada progresnya di setiap tahun.

"Dan pengembangan jaringan mikro atau saluran-saluran air beserta rehabilitasi dan perluasannya sehingga terintegrasi sepenuhnya sebagai rangkaian media tampung-alir air yang berkapasitas memadai," katanya.

Justin mengatakan bahwa air hujan harus dialirkan secepatnya ke laut untuk mengimbangi durasi dan curah hujan yang tinggi. Sementara itu, embung dan sumur resapan menjadi media pendukung untuk mengurangi beban tampung-alir air di sungai dan jaringan mikro.

"Tapi, itupun belum termasuk perluasan pipanisasi air bersih yang selama 5 tahun seolah stagnan di rasio sekitar 60 persen, karena eksploitasi air tanah dalam dapat mengakibatkan penurunan permukaan tanah dan secara otomatis dapat menambah titik banjir di Jakarta," kata Justin menambahkan.

Cekungan-cekungan tanah turun itupun akan membutuhkan upaya tertentu untuk dapat dikembangkan jaringan mikronya, karena air tidak dapat mengalir atau dialirkan ke tempat yang lebih tinggi. Sehingga diperlukan suatu rangkaian kerja lintas bidang, dan lintas sektoral yang luas dan terintegrasi dalam menanggulangi banjir lokal di Jakarta.

"Maka dari itu, kalau bapak Gubernur masih berpikir kalau sumur resapan adalah media andalan dan kecepatan surut adalah prestasi, maka saya harus mengatakan bahwa itu adalah hal murahan yang dapat diberikan kepada warga DKI," tandasnya.

Anies Sebut Banjir Diatasi dengan Ilmiah Bukan Poltik

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan sebelumnya menyinggung soal permasalahan banjir di Ibu Kota. Menurutnya permasalahan tersebut harus dilakukan dengan pendekatan ilmiah bukan politik.

"Kami berharap kedewasaan kita semua untuk melihat ini [permasalahan banjir], sebagai sebuah problem yang diselesaikan secara scientific [ilmiah]. Bukan semata-mata secara politik," kata Anies kepada wartawan, Rabu (5/10/2022).

Dengan pendekatan ilmiah, Anies mengatakan bahwa permasalahan banjir yang melanda Jakarta akibat hujan deras pada 4 Oktober kemarin dapat diselesaikan. Salah satunya dengan sumur resapan yang menurutnya efektif mengurangi bajir.

"Jadi, kejadian tadi malam yang amat lebat tim DKI mengirimkan alat-alat mulai dari truck Damkar sampai pompa mobile ke lokasi-lokasi yang cekung sebelum hujan. Jadi kalau teman-teman lihat, mendung alat-alat itu sudah berada di lokasi yang terduga akan mengalami genangan sampai banjir," papar Anies.

Di sisi lain, Pengamat Tata Kota Yayat Supriyatna sempat menggarisbawahi terkait upaya pengentasan banjir yang menurutnya hanya untuk meminimalkan risiko saja. Namun menurutnya upaya yang dilakukan masih belum maksimal dan memiliki banyak tantangan, terutama pada saat hujan ekstrem.

"Selama 5 tahun terakhir kita tahu persoalan revitalisasi dan penataan kawasan banjir sepanjang sungai itu agak sedikit dihindari dengan pendekatan-pendekatan normalisasi. Memang revitalisasi belum terwujud sepenuhnya tapi upaya kebanyakan penanggulangan banjir yang ramai adalah sumur resapan banyak melakukan itu," kata Yayat kepada Bisnis, beberapa waktu lalu.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper