Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Jurus Heru Budi Atasi Kualitas Udara Jakarta yang Buruk

Heru Budi menyiapkan sejumlah cara untuk menuntaskan permasalahan kualitas udara Jakarta yang kian memburuk.
Polusi udara Jakarta. Gambar diambil menjelang Asian Games tahun lalu./Reuters
Polusi udara Jakarta. Gambar diambil menjelang Asian Games tahun lalu./Reuters

Bisnis.com, JAKARTA — Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono menyiapkan sejumlah cara untuk menuntaskan permasalahan kualitas udara Jakarta yang kian memburuk seiring dengan mobilitas masyarakat yang kembali normal.

Heru mengatakan, terdapat beberapa cara yang bisa dilakukan, antara lain mempercepat kendaraan bertenaga listrik, dan tentunya memastikan bahan bakar kendaraan yang digunakan sudah sesuai dengan syarat. 

“Perlu dipercepat motor listrik, mobil listrik, terus bahan bakarnya yang memang memenuhi syarat. Hal ini harus diikuti oleh semua pihak,” ujar Heru di Jakarta yang dikutip Selasa (13/6/2023).

Dia juga berencana menambah dan memperbaiki sejumlah ruang terbuka hijau (RTH). Namun dia tidak memerinci berapa jumlah RTH yang akan ditambah dan berapa banyak RTH yang sudah tercapai. 

Seiring dengan kondisi udara Jakarta yang buruk, Heru tidak mengambil pusing permasalahan ini, dia pun sempat berguyon menyelesaikan kasus ini hanya dengan meniup udaranya saja.  

Pada kesempatan yang berbeda, mobilitas masyarakat ditengarai menjadi penyebab kualitas udara Jakarta kian memburuk. Hal itu disampaikan pengamat perkotaan dari Universitas Trisakti Yayat Supriyatna.

"Aktivitas ekonomi dan sosial masyarakat semakin normal, artinya kembali seperti sebelum pandemi Covid-19, berarti potensi kemungkinan besar polusi semakin meningkat,” ujar Yayat.

Polusi yang meningkat tersebut mayoritas dipengaruhi oleh penggunaan kendaraan pribadi. Menurut Yayat, pengguna motor saat ini mencapai 13 juta unit, sedangkan mobil sekitar 4 juta hingga 5 juta unit.

“Berarti ada hampir 18 juta unit kendaraan pribadi yang berputar di Jakarta, artinya ini menambah potensi polusi udara yang semakin meningkat,” jelasnya.

Aktivitas tersebut dinilai tidak berimbang dengan fasilitas transportasi umum, bahkan target untuk mencapai 60 persen penggunaan transportasi publik belum tercapai.

Yayat menyampaikan, meskipun pembenahan fasilitas transportasi umum sudah dilakukan dengan cara melakukan berbagai pembangunan di sejumlah titik, tetapi hal ini dinilai belum bisa menyelesaikan masalah kualitas udara Jakarta yang memburuk.

Seperti diketahui, Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta saat ini tengah melakukan peningkatan layanan transportasi umum, seperti KRL, Transjakarta, dan yang masih berjalan adalah MRT dan LRT. 

“Pembangunan MRT walaupun belum selesai, LRT sebentar lagi, jadi sebetulnya diharapkan dengan adanya angkutan-angkutan masal itu, mampu mereduksi polusi udara,” jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper