Bisnis.com, JAKARTA — BUMD DKI PT Transportasi Jakarta (Transjakarta) mengintegrasikan armada bus Transjakarta dengan kereta cepat, Whoosh. Kedua transportasi ini diintegrasikan melalui layanan Cawang - Stasiun Halim KCJB.
Kepala Departemen Humas dan CSR Transjakarta, Wibowo, mengatakan, integrasi tersebut sudah mulai pada beroperasi pada Kamis, 28 September 2023, dengan jadwal operasi setiap hari pukul 06:00 WIB hingga 16:00 WIB.
"Layanan Cawang - St. Halim KCJB [7W] memiliki 10 titik pemberhentian (bus stop), antara lain Cawang Soetoyo, Stasiun KCJB Halim, Cawang UKI, BKN, hingga BNN,” ujar Wibowo dalam keterangan resmi, Jumat (29/9/2023).
Dia melanjutkan layanan Transjakarta 7W (Cawang - St. Halim KCJB) akan menggunakan bus ramah disabilitas, low entry untuk memudahkan masyarakat memanfaatkan transportasi publik.
“Kehadiran layanan Transjakarta 7W [Cawang - St. Halim KCJB] juga mengimplementasikan moda transportasi terintegrasi,” jelasnya.
Sebagai informasi, Transjakarta juga telah terkoneksi dengan MRT, LRT, KAI sampai kereta bandara yang akhirnya mendorong masyarakat menggunakan transportasi publik.
Baca Juga
Berdasarkan catatan, Menteri Perhubungan (Menhub), Budi Karya Sumadi, mengonfirmasi peresmian kereta cepat akan mundur dari 1 Oktober 2023 menjadi 2 Oktober 2023.
Menhub menjelaskan Presiden Joko Widodo (Jokowi) akan melakukan soft launching moda transportasi kereta berkecepatan tinggi pertama di Asia Tenggara tersebut.
Dia juga mengatakan, Kepala Negara akan turut mengumumkan besaran tarif kereta cepat dalam peresmian tersebut
"Akan diresmikan sama Pak Presiden, langsung berbayar insyaallah tanggal 2. Nanti juga akan diumumkan tarifnya sebesar Rp250.000," ungkapnya saat ditemui di Jakarta, Kamis (28/9/2023).
Dia melanjutkan, pihak Kementerian Perhubungan (Kemenhub) tidak berwenang menetapkan harga tiket kereta cepat.
Budi Karya menjelaskan, kereta cepat merupakan moda transportasi yang bersifat komersil. Sehingga, kewenangan penetapan harga berada di tangan PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) selaku operator kereta cepat. Dia menuturkan, setiap kelas dari kereta cepat akan memiliki tarif yang berbeda-beda.
“Kereta cepat itu komersial. Kewenangan dari korporasi untuk menetapkan harga," ujar Budi.