Bisnis.com, JAKARTA – Wakil Gubernur Jakarta Rano Karno (Si Doel) masih belum bisa memastikan apakah kenaikan tarif air bersih PAM Jaya dapat dibatalkan.
Pasalnya, kenaikan harga tarif ini menimbulkan keresahan bagi masyarakat. Contohnya warga penghuni rumah susun (rusun) di Jakarta harus menghadapi kenaikan tarif tertinggi sebesar 71,3%. Para penghuni juga telah melakukan berbagai upaya, seperti menemui PAM Jaya, DPRD Jakarta, YLKI, dan Ombudsman RI.
Menanggapi permasalahan kenaikan tersebut, Rano kemudian mengaku bahwa Pemprov Jakarta belum memiliki kebijakan untuk membatalkan kenaikan harga tersebut.
“Belum tentu, kembali lagi Jakarta punya kekuatan sendiri,” jelasnya ketika ditemui di Pasar Induk Beras Cipinang, Jakarta Timur, Sabtu (22/2/2025).
Namun, Rano mengaku bahwa pihaknya akan memiliki kebijakan tersendiri. Mereka nantinya juga akan mengkalkulasi ulang soal harganya.
“Ya tentu Jakarta punya PDAM, tentu kita akan punya kebijakan sendiri. Mudah-mudahan nanti akan kita hitung kembali, karena kita saja baru menyambung hampir 30 ribu sambungan baru,” ucapnya.
Baca Juga
Diberitakan sebelumnya, pendiri dan Ketua Indonesia Water Institute Firdaus Ali berpendapat cakupan layanan air minum perpipaan Perusahaan Umum Daerah Air Minum Jaya (Perumda PAM Jaya) di Jakarta baru mencapai 44% sehingga butuh investasi besar agar cakupan layanan air bisa mencapai 100%.
Oleh karena itu, penyesuaian tarif air bersih di Jakarta menjadi langkah yang tak terhindarkan untuk memastikan kelangsungan pasokan. Namun demikian, penyesuaian tarif perlu difokuskan pada sektor komersial dan industri yang selama ini menikmati tarif air yang relatif rendah.
Menurutnya, tarif untuk sektor komersial bisa dinaikkan hingga tiga kali lipat demi mengurangi ketimpangan dalam distribusi air.
“Kenaikan tarif itu kepada yang komersial ke atas. Kalau perlu naik 3 kali lipat karena selama ini mereka menikmati air dengan harga yang murah,” ujarnya dalam keterangan resmi, Kamis (6/2/2025).
Di sisi lain, PAM Jaya diharapkan dapat menurunkan tingkat kebocoran air yang mencapai 47%. Hal ini agar dapat meningkatkan efisiensi distribusi air di Jakarta.
“PAM Jaya harus kita selamatkan. Tingkat kebocoran yang 47 persen dengan segala cara harus kita turunkan secepat mungkin,” katanya.