Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Tren Penerimaan Jakarta Merosot, Kemenkeu Minta Pramono Genjot Rasio Pajak

Kementerian Keuangan mendorong Pemprov Daerah Khusus Jakarta untuk memanfaatkan skema pembiayaan alternatif untuk mendukung program-program pembangunan.
Gubernur Jakarta Pramono Anung ketika ditemui di Hotel Fairmont, Jakarta Pusat, Selasa (22/4/2025) / BISNIS - Jessica Gabriela Soehandoko
Gubernur Jakarta Pramono Anung ketika ditemui di Hotel Fairmont, Jakarta Pusat, Selasa (22/4/2025) / BISNIS - Jessica Gabriela Soehandoko

Bisnis.com, JAKARTA – Kementerian Keuangan mendorong Pemerintah Provinsi (Pemprov) Daerah Khusus Jakarta untuk memanfaatkan skema pembiayaan alternatif untuk mendukung program-program pembangunan di ibu kota. 

Direktur Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kemenkeu, Luky Alfirman, mengatakan Jakarta termasuk daerah dengan credit worthiness tinggi, sehingga memiliki peluang besar untuk mengakses pembiayaan alternatif. 

“Bahasa kasarnya, DKI ini kalau cari kredit ke bank itu gampang banget. Tapi tentu harus hati-hati dalam mengelolanya,” dalam forum Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) RPJMD 2025–2029 dan RKPD 2026 Provinsi DKI Jakarta, dikutip Kamis (24/4/2025).

Menurutnya, berbagai hal yang bisa dilakukan adalah dengan melakukan pinjaman, menerbitkan obligasi hingga skema kerja sama Pemerintah Daerah dan Badan Usaha (KPDBU).

Luky juga menyebut Kemenkeu siap mendampingi pemerintah Jakarta untuk merancang berbagai pembiayaan alternatif. Pihaknya menyediakan Project Development Facility (PDF) untuk membiayai studi kelayakan proyek, serta Viability Gap Fund (VGF) sebagai subsidi konstruksi. 

“Jadi ada berbagai fasilitas instrumen yang sudah kami siapkan untuk bisa membantu berbagai alternatif pembiayaan tersebut,” pungkasnya.

Sebagai informasi, alternatif ini dapat dilakukan agar Jakarta tak perlu mengandalkan Anggaran Pendapatan dan Belanja (APBD) saja jika ingin melakukan program pembangunan. Kemenkeu juga mendorong Jakarta agar dapat meningkatkan rasio pajaknya. 

Dalam lima tahun terakhir, dipaparkan bahwa local tax ratio Jakarta bergerak fluktuatif dan cenderung menurun sejak 2022. Local tax ratio Jakarta pada 2024 juga berada di kisaran sebesar 1,20, sedikit di bawah rata-rata nasional yang sebesar 1,21. 

“Nasional total untuk local tax ratio kita anggarkan semua itu 1,21, hampir sama Pak Gubernur. Tapi kalau kita lihat ini ada tren penurunan 2023-2024 ini. Nah gimana ini bisa kita tingkatkan terus,” jelasnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper