Bisnis.com, BEKASI-- Terjal Arum adalah satu dari 92 ribu pengguna Kereta Api Listrik (KRL) Commuter Line di Kota Bekasi setiap harinya.
Saban pagi, dia harus menghadapi rumitnya menggunakan moda transportasi tersebut.
Terjal harus berdiri di belakang 10 sampai 15 orang untuk mengantre sebelum memasuki Stasiun Bekasi. Sesampainya di peron, dia harus menanti KRL yang biasa datang sekitar hingga 10 sampai 15 menit sekali.
Di dalam KRL, para penumpang pun tidak leluasa bergerak. Jarak antarpenumpang hanya sejengkal.
"Suasana saat keluar di stasiun juga saling berdesakan dan sering adu ngotot antarpenumpang," kata Terjal yang merupakan salah satu pegawai swasta di Jakarta ini.
Para angker bir-istilah untuk anak kereta berdiri-semakin lengkap ketika KRL lintas Bekasi mengalami keterlambatan hingga 30 menit.
Jalur ganda pada lintas Bekasi saat ini digunakan oleh KRL dan kereta jarak jauh atau intercity. Pada pagi hari penggunaan jalur diprioritaskan untuk KRL, sedangkan sore hari perlintasan banyak dilalui kereta jarak jauh.