BISNIS.COM, JAKARTA--Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo percaya diri menyatakan sebagai trendsetter 'blusukan' untuk mendengar langsung keinginan masyarakat Jakarta.
Kegiatan itu dilakukan hampir setiap hari dengan tempat yang berbeda-beda mulai dari pasar, perkampungan kumuh sampai dengan kampung yang sedang mengalami konflik bentrokan.
Rupanya, cara itu diambil Jokowi karena sudah berpengalaman soal branding produk mebel yang pernah 23 tahun digelutinya.
Karena itu dalam hal berpolitik pun tidak sulit bagi Jokowi untuk melakukan pencitraan diri.
"Yang saya lakukan beda dengan yang lain. Masa memarketingi barang bisa, memarketingi diri sendiri ngga bisa," kata Jokowi saat menjadi narasumber Seminar Tanoto Foundation Series di MM FE UI, Senin (8/7/2013).
Kuncinya, menurut Jokowi, seorang pemimpin harus menyelaraskan apa yang diomongkan, dipikirkan, dirasakan keluarnya sama bukan hasil make up atau polesan.
Seperti branding blusukan saat ini diikuti oleh pemimpin lain, ikut ke pasar. Seharusnya agar untuk bangun pencitraan diri harus dengan cara yang berbeda.
"Saya blusukan, yang lain blusukan "niru Jokowi". Ada yang ikut ke pasar, membangun brand harus berbeda. Jokowi trendsetter bukan follower," papar Jokowi. (ra)