Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pelemahan Rupiah, DKI Alami Inflasi 0,95%

Bisnis.com, JAKARTA—Pelemahan rupiah dalam sepekan terakhir mengakibatkan harga-harga di DKI Jakarta selama Agustus tahun ini mengalami inflasi 0,95%, sehingga laju inflasi kalender tahun ini tercatat 6,83% dan laju inflasi year on year mencapai

Bisnis.com, JAKARTA—Pelemahan rupiah dalam sepekan terakhir mengakibatkan harga-harga di DKI Jakarta selama Agustus tahun ini mengalami inflasi 0,95%, sehingga laju inflasi kalender tahun ini tercatat 6,83% dan laju inflasi year on year mencapai 8,57%.

Inflasi yang terjadi pada Agustus disebabkan naiknya harga kelompok sandang mengalami penaikan 2,59%, baham makanan 1,60%, transportasi, komunikasi, jasa keuangan 0,99%, kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau 0,69% dan kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar 0,42%.

Kepala Bidang Statistik Distribusi BPS Provinsi DKI Jakarta Dody Rudyanto menjelaskan inflasi Agustus lebih banyak dipengaruhi pelemahan rupiah terhadap dolar yang mencapai di atas Rp13.000 per dolar AS.

"Inflasi pada bulan Juli kemarin dipengaruhi oleh penaikan harga BBM bersubsidi, sedangkan bulan Agustus dipengaruhi pemelamahan rupiah terhadap dolar yang mengakibatkan barang-barang impor jadi mahal," katanya di kantor BPS DKI Jakarta, Senin (2/9).

Beberapa komoditas impor seperti kedelai dan gandum menyumbangkan inflasi karena terpengaruh terhadap pelemahan rupiah.  Hal itu berdampak pada naiknya harga makanan seperti tempe, tahu maupun makanan lain berbahan dasar kedelai dan gandum. "Produk-produk impor ini mahal karena rupiah melemah, sehingga produsen tempe mengurangi ukuran," terang Dody.

Adapun nilai ekspor produk DKI Jakarta pada Juli mencapai US$994,61 juta meningkat 13,78% dibanding bulan sebelumnya yang mencapai US$874,19 juta namun jauh lebih rendah 3,49% dari nilai ekspor Juli tahun 2012.

Pada bulan tersebut, kontribusi produk-produk DKI terhadap total nilai ekspor melalui DKI Jakarta mencapai 22,22% atau turun 0,39% dari kontribusi bulan sebelumnya yang mencapai 22,61%.

Nilai ekspor non migas melalui DKI Jakarta mencapai US$4.476,22 juta meningkat 15,76% dari bulan sebelumnya yang mencapai US$3.866,86 juta. Jika dibandingkan ekspor pada bulan yang sama tahun sebelumnya lebih tinggi 5,89%.

Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki 'Ahok' Tjahaja Purnama menegaskan pemprov DKI Jakarta menargetkan pertumbuhan ekonomi pada kisaran 6,3 - 6,7% dan inflasi 6 - 7 % dalam RAPBD tahun ini. Pemprov mengendalikan laju inflasi dengan melakukan upaya menjaga pasokan, distribusi kebutuhan masyarakat dan operasi pasar. "Apabila terjadi kelangkaan barang kebutuhan pokok dan gejolak harga bisa dapat ditekan," katanya.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Akhirul Anwar
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper