Bisnis.com, JAKARTA - Pengusaha otomotif mengungkap pertumbuhan jumlah kendaraan pribadi yang pesat justru menjadi sumber pendapatan daerah ketika sebagian pihak menudingnya sebagai biang kemacetan lalu-lintas.
Ketua Umum Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) Sudirman M. Rusdi menyebut pendapatan DKI Jakarta dari otomotif a.l. berasal dari pajak kendaraan bermotor mencapai Rp9 triliun pada 2012.
“Bandingkan dengan [anggaran] jalan layang Tanah Abang-Kampung Melayu yang cuma Rp950 miliar. Saya tidak akan bilang ini kenapa. Silakan ditafsirkan sendiri,” katanya dalam seminar ‘Mobil Murah dan Kemacetan Jakarta’, Sabtu (21/12/2013).
Pendapatan yang cukup besar itu wajar mengingat DKI menjadi pasar terbesar otomotif di Tanah Air yang mencapai 24% setara 236.215 unit pada 2012.
Adapun, Jawa Barat menyusul dengan share 18%, Jawa Timur 9%, Sumatra Utara 4%, Riau dan Kalimantan Timur masing-masing 3%.
Soal kontroversi mobil murah, Sudirman menyampaikan hanya 10% dari total produksi nasional sehingga diperkirakan tidak akan berkontribusi signifikan terhadap kemacetan.
Terhitung sejak Juli-November menyusul terbitnya PP No 41/2013 yang menjadi payung hukum, produksi low cost green car (LCGC) hanya 36.916 unit atau 0,94% terhadap populasi mobil nasional, mengutip data Polri.
Namun, itu jumlah wholesale. Adapun mobil murah yang sudah sampai showroom baru 25.000 unit.