Bisnis.com, JAKARTA - Dampak banjir yang merendam Jakarta hampir tiga pekan terakhir membuat dunia usaha kalang kabut terutama sektor transportasi.
Kadin DKI Jakarta mensinyalir kerugian sektor transportasi berkisar Rp20 miliar-Rp40 miliar akibat kemacetan, biaya angkut membengkak, biaya bahan bakar serta waktu tunggu kapal semakin panjang.
"Kalau bicara banjir di sentra kekuatan ekonomi pasti berpengaruh. Kekhawatiran dunia usaha adalah menyangkut transportasi," ujar Ketua Kadin DKI Eddy Kuntadi di sela menyerahkan bantuan korban banjir Kadin DKI Peduli di Penjaringan Jakarta Utara, Minggu (9/2/2014).
Penurunan omset juga terjadi di pusat tekstil Tanah Abang, Glodok, Mangga Dua, Jatinegara yang mencapai Rp200 miliar per hari. Pemprov DKI Jakarta harus segera turun tangan agar dilakukan perbaikan infrastuktur terutama jalan raya yang mengalami kerusakan parah.
Eddy mengatakan dunia usaha seperti di kawasan industri Cakung dan Pulogadung tidak terendam banjir, tetapi akses distribusi barang terganggu. Diharapkan banjir yang datang setiap tahun tidak mempengaruhi investasi di Ibu Kota.
Meskipun mengalami kerugian akibat banjir, Eddy mengajak pelaku usaha di Kadin DKI Jakarta maupun kota untuk menyisihkan bantuan kepada warga yang terkena korban banjir.
Pasca bencana banjir seperti saat ini, korban banjir masih membutuhkan banyak bantuan. Tetapi donatur sudah mulai berkurang sehingga saat ini kesempatan untuk menyalurkan bantuan pasca bencana seperti alat bersih-bersih untuk rumah.
"Upaya tergantung kebutuhan, biasanya kita lakukan bantuan lebih ke pascabencana, seperti alat pembersih, kita tidak lakukan orang per orang tetapi warga disana yang mengkoordinasikan warga," ujar Eddy.