Bisnis.com, JAKARTA - Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo terus melakukan negosiasi tentang Perjanjian Kerja Sama (PKS) dengan PT Jakarta Monorail (JM) terkait pembangunan transportasi massal monorel.
Perundingan PKS mentok pada dua klausul penting yakni soal jaminan pelaksanaan proyek monorel yang sesuai anjuran Bapenas antara 15_5% dari total nilai proyek dan klausul business plan utamanya perhitungan jumlah penumpang.
Dua klausul tersebut harus dikejar secepatnya oleh Pemprov DKI Jakarta agar proyek yang sudah groundbreaking 16 Oktober 2013 tersebut tidak hanya memperpanjang daftar jajaran pekerjaan mangkrak.
"Iya dikejar-kejar juga belum ketemu, masa gampang-gampangan tanda tangan [PKS] aja. Kaya tanda tangan apa aja," kata Jokowi di Balaikota DKI Jakarta, Minggu (9/3/2014).
PKS yang dibahas oleh pihak PT JM dengan Pemprov DKI ini, lanjut Jokowi merupakan PKS perbaikan PKS babak pertama karena satu dan lain hal. Pemprov berharap monorel tetap berjalan tetapi dengan perhitungan bisnis yang matang.
Selain itu jaminan pelaksaan proyek akan menjadi garansi bagi PT JM agar bisa menyelesaikan pekerjaan satu jalur dalam kurun waktu tiga tahun.
Jika PT JM tidak sanggup berarti uang jaminan akan dimiliki Pemprov beserta asetnya. Sebaliknya jika berhasil, tetap menjadi milik JM.
Menurut Jokowi, sejauh ini belum memutuskan jaminan pelaksanaan proyek. Pemprov minta 1%-5% sesuai rekomendasi Bapenas.
Sementara PT JM sempat minta jaminan diturunkan menjadi 1%, dan sempat ada pembicaraan dengan pemprov agar jaminan berada di level 1,5%. Namun semua itu belum ada kepastian.
"Siapa yang mutusin, rapat aja belum. Kita minta satu sampai lima persen. Jadi saya belum putuskan 1,5%. Belum saya putuskan," jelas Jokowi.
Ditanya mengenai jaminan penumpang, Jokowi mempersilakan swasta yang hitung. Tapi dia meyakini bisnis ini akan berjalan lancar jika perhitungannya cepat karena sebagai kota metropolitan butuh transportasi massal yang mumpuni.
Adapun kegagalan monorel di kota besar negara lain, tidak menjadi penghalang Jokowi untuk mewujudkan proyek yang juga digawangi perusahaan milik Edward Soeryadjaya Ortus Holdings Ltd tersebut.
"Ya jangan melihat bangkrutnya. Yang berhasil juga ada kan, kalau pengin niru yang bangkrut ya tiru aja yang bangkrut," kata Jokowi.