Bisnis.com, JAKARTA - Pemprov DKI Jakarta berencana untuk konsinyasi atau menitipkan uang kompensasi penggantian lahan kepada pengadilan untuk menyelesaikan masalah pembebasan lahan proyek tol akses Tanjung Priok yang masih menjadi kendala hingga saat ini.
Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mengatakan konsinyasi diambil sebagai langkah akhir apabila warga ngotot bertahan dan kesepakatan besaran harga penggantian lahan tidak kunjung ditemukan.
Dua titik yang masih menjadi kendala pembangunan tol Tanjung Priok yaitu di Seksi E2-A Cilincing-Simpang Jampea, tepatnya di tikungan Kalibaru dan di titik seksi North South (NS) Yos Sudarso-Simpang Jampea.
"Enggak bisa naik terus harganya, kan ada harga pasaran dan ada undang-undangnya juga. Kalau enggak mau menuhin UU, ya kita bayar aja konsinyasi," kata pria yang akrab disapa Ahok ini di Balai Kota, Selasa (5/8/2014).
Ahok menjelaskan, dengan konsinyasi warga secara tidak langsung dipaksa untuk menerima besaran harga yang telah disetujui pemprov DKI.
Untuk diketahui, pemprov DKI memberikan uang ganti lahan sebesar Rp12,5 juta per meter persegi untuk lahan yang berada di Jampea dan Rp1,9 juta per meter persegi untuk lahan di Kalibaru.
"Soal konsinyasi, kita titip pengadilan, warga tinggal ambil aja. Kalau enggak mau ambil, kita sodok, akan kita ambil paksa, pusing amat," lanjutnya.
Mantan Bupati Belitung Timur ini menjelaskan, pemprov DKI harus bertindak tegas dalam menyelesaikan proses pembebasan lahan ini karena menurutnya banyak warga di Jakarta yang serakah dengan mempermainkan harga lahan.
"Orang Jakarta tu bukan orang bego, yang ada mereka serakah. Udah pakai harga pasar, masih mau dimain-mainin. Kita harus tegas, sama kaya tol outer ring road, setelah konsinyasi kita sodok, mau ambil enggak duitnya? Bisa jadi kan sekarang?" Kata Ahok.
Ahok juga menuturkan, dirinya meniru Gubernur Provinsi Jawa Timur Soekarwo untuk menerapkan konsinyasi dalam proses pembebasan lahan.
Politisi dari Partai Gerindra ini tidak menyangka ternyata Soekarwo lebih galak dari dirinya dalam menyelesaikan masalah pembebasan lahan.
"Saya belajar dari mana? Dari Gubernur Jatim Pak Soekarwo. Lebih galak dia ternyata," pungkas Ahok sambil tertawa.
Sementara itu, Dirjen Bina Marga Kementrian Pekerjaan Umum Djoko Murjanto menyatakan proses pembebasan lahan di Jampea dan Kalibaru sudah ada perkembangan.
"Kalau di Kalibaru jumlah yang mau dibayar masih bertambah terus, tetapi belum semua. Kalau di Simpang Jampea ada permasalahan dengan notaris, sudah hampir beres," ujarnya.
Untuk diketahui, proyek jalan tol akses Tanjung Priok terdiri dari 5 paket. Seksi E1 Rorotan-Cilincing sepanjang 3,4 km, seksi E2 Cilincing-Jampea sepanjang 2,74 km, seksi E-2A Cilincing-Jampea sepanjang 1,92 km, Seksi NS Link Yos Sudarso-Simpang Jampea sepanjang 2,24 km, dan seksi NS Direct Ramp sepanjang 1,1 km.