Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

PEREMAJAAN METROMINI: Pengusaha Ingin Pakai Bus China Milik DKI. Ini Reaksi Ahok

PT Metro Kota TransJakt, salah satu operator bus di DKI Jakarta mengaku siap memanfaatkan ratusan bus asal Cina yang saat ini mangkrak untuk peramajaan metromini.
Sejumlah bus Transjakarta gandeng dan Bus Kota Terintegrasi Busway (BKTB) yang baru dibeli Pemprov DKI Jakarta dari China mengalami kerusakan pada sejumlah komponennya sehingga belum bisa beroperasi.
Sejumlah bus Transjakarta gandeng dan Bus Kota Terintegrasi Busway (BKTB) yang baru dibeli Pemprov DKI Jakarta dari China mengalami kerusakan pada sejumlah komponennya sehingga belum bisa beroperasi.

Bisnis.com, Jakarta - PT Metro Kota TransJakt, salah satu operator bus di DKI Jakarta mengaku siap memanfaatkan ratusan bus asal Cina yang saat ini mangkrak untuk peramajaan metromini.

Direktur Operasional PT Metro Kota TransJakt, Bambang Gunarto mengatakan pihaknya siap melakukan peremajaan sejumlah bus ukuran sedang alias Bus Kota Terintegerasi Busway (BKTB) asal China yang selama ini tidak digunakan oleh pemerintah.


"Saat ini kan banyak bus ukuran sedang buatan China dari anggaran 2013 yang terparkir begitu saja dan tidak terpakai, kan sayang. Kami siap memanfaatkannya untuk meremajakan metromini," tuturnya kepada Bisnis, Kamis (15/1/2015).

Menurutnya, apabila keinginannya itu dapat direspons dengan baik oleh pemerintah, pengusaha dapat segera membantu mengatasi permasalahan angkutan umum di DKI Jakarta yang tidak layak selama ini.

"Kami berencana ingin meremajakan sekitar 200 unit. Pilot project-nya untuk menggantikan Metromini," tuturnya.

Saat ini pihaknya mengaku telah mengirimkan surat resmi kepada Pemprov DKI Jakarta dan berharap mendapatkan dukungan.

Gubernur DKI Jakarta Basuki T. Purnama mengatakan dirinya mengaku telah menerima surat mengenai adanya operator yang bersedia memanfaatkan bus China tersebut.

"Sudah saya tolak," tuturnya singkat, di Balaikota, Jumat (16/1/2015).

Gubernur Basuki yang biasa disapa Ahok itu pada dasarnya tidak ingiin menggunakan armada bus tersebut.

Namun demikian, pihaknya mempersilahkan operator yang hendak menggunakannya asal bersedia mematuhi aturan pembayaran dengan sistem per kilometer.

"Kalau mau gunakan yang China itu ya sebenarnya silahkan, tetapi saya akan tetap terapkan bayarnya ya perkilometer, udah itu aja, kalau tidak ya nggak usah," ujarnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper