Bisnis.com, JAKARTA - Pengembang terowongan pengendali banjir bawah tanah yang terintegrasi dengan jalan tol atau Jakarta Integrated Tunnel (JIT) mengungkapkan pengerjaan proyek tersebut akan langsung dimulai jika konsep yang mereka ajukan mendapat restu dari Pemprov DKI.
"Hari ini kita bertemu pak Wagub Djarot untuk membicarakan perizinan penggunaan bawah tanah dan memaparkan model proyek yang akan dibangun seperti apa," kata Direktur Utama PT Antaredja Mulia Jaya (AMJ) Agus Sidharta di Balai Kota, Selasa (3/3/2015).
Agus menjelaskan PT AMJ menggandeng Sembawang Engineers and Constructors Pte, Ltd asal Singapura, untuk membuat perusahaan patungan atau joint venture company, dalam mengerjakan proyek Jakarta Integrated Tunnel (JIT).
Proyek JIT tersebut digagas oleh Agus Sidharta, yang juga teknokrat dari ITB. Menurutnya, proyek ini bisa menyelesaikan permasalahan banjir dan macet di Ibu Kota.
"Proyek ini terdiri dari dua ruas proyek pengendali banjir terpadu untuk mengendalikan banjir akibat luapan sungai Ciliwung dan Pesangrahan. Nantinya, di dalam terowongan berdiameter 12 meter itu, akan dibangun pula jalan tol yang terhubung dengan tol dalam kota Jakarta," katanya.
Selain Sembawang Engineers and Constructors Pte, Ltd., menurut Agus, konsep JIT juga banyak diminati oleh investor luar negeri lainnya, seperti China Railway dan CAS Construction Fujian Haixi Co. dari China, serta Bouygues dari Perancis.
Dikatakan Agus, desain JIT ini selain untuk mengatasi banjir dan macet di Jakarta, juga bisa dimanfaatkan sebagai sarana pemenuhan air bersih di Jakarta. Karena, beberapa tim ahli ITB sudah merancang sedimen trap sehinga air yang masuk ke dalam terowongan itu benar-benar bersih, tidak mengandung partikel endapan.
"Kita juga sudah memikirkan, tim ahli ITB sudah mendesain sedimen trap, sehingga air yang benar-benar masuk tunnel tidak mengandung partikel endapan. Air ini sudah bersih," katanya.
Agus juga menjelaskan pihaknya sudah mengkomunikasikan hal ini dengan Gubernur Jakarta Basuki Tjahaja Purnama tentang konsep bejana berhubungan yang akan dikembangkan dan disetujui oleh yang bersangkutan.
"Pak Basuki sudah setuju konsep ini yang bisa membuat air dari terowongan ini tidak perlu pompa saat mengeluarkannya dan bisa naik berapapun, asal sisi hulunya lebih tinggi. Permukaan Bale Kambang lebih tinggi dari kanal barat, katakanlah jika miringnya sungai itu 1/mil atau 1/1000, sepanjang 12 kilometer, jadi ada selisih ketinggian 12 meter, sehigga tidak perlu pompa air untuk mengalirkannya. ," ujarnya.