Bisnis.com, JAKARTA -- Proyek terowongan bawah tanah yang teintegrasi dengan tol dan pengendali banjit atau Jakarta Integrated Tunnel diwacanakan selesai pada 2018, tepat ketika Jakarta menyelenggarakan Asian Games.
Komisaris Utama PT Antaredja Mulia Jaya Wibisono mengatakan pihaknya memerlukan payung hukum agar para investor aman dalam berinvestasi. Legal aspek baru ada pada perjanjian pengusaha jalan tol dengan badan pengelola jalan tol. Padahal, pihaknya membutuhkan kerja sama dengan PT pemegang proyek enam ruas tol dalam kota.
"Pak wagub akan menyiapkan payung hukumnya supaya investor merasa aman dalam investasi dan koordinasi dengan PT JTD sebagai pemenang pemegang lisensi enam ruas tol dalam kota," katanya di Balai Kota, Jakarta, Jumat (27/2/2015).
Selain itu, terowongan dengan panjang 12 km dan lebar 12 meter ini memiliki empat fungsi yaitu sebagai lalu lintas kendaraan, pengendalian banjir, menambah pasokan energi listrik dan air baku.
Terowongan tol-banjir terpadu ini dibangun di bawah Jalan Raya Pasar Minggu sampai Manggarai dan Ulujami ke Tanah Abang. Jalan tol akan memanjang sekitar 9 km yaitu ruas Pasar Minggu-Casablanca yang termasuk satu dari enam ruas tol dalam kota.
Deputi Gubernur DKI Bidang Industri, Perdagangan, dan Transportasi Sutanto Suhodo mengatakan perlu adanya kajian yang mendalam terhadap proyek JIT. Pasalnya, proyek ini juga terintegrasi dengan jalan tol padahal Pemprov DKI telah memiliki proyek pembangunan enam ruas jalan tol dalam kota yang dipegang oleh PT Jakarta Tollroad Development (JTD).
"Itu kan mesti didiskusikan dengan enam ruas tadi. Karena yang enam ruas itu kan direncanakan semua diatas tanah, dan yang ini JIT di bawah tanah. Harus didiskusikan lagi dong," ucapnya.