Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Wagub Djarot : Kartini Masa Kini Harusnya Kayak Bu Mega

Wakil Gubernur DKI Jakarta, Djarot Saiful Hidayat menilai bahwa kartini masa kini harus mampu melek politik dan bisa menjadi Presiden Indonesia seperti Megawati Soekarnoputri.
Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri melihat-lihat stan berisi kiprah fraksi PDIP di MPR di sela-sela Kongres IV PDI Perjuangan di Hotel Inna Grand Bali Beach, Sanur, Bali, Jumat (10/4). /Antara
Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri melihat-lihat stan berisi kiprah fraksi PDIP di MPR di sela-sela Kongres IV PDI Perjuangan di Hotel Inna Grand Bali Beach, Sanur, Bali, Jumat (10/4). /Antara

Bisnis.com, JAKARTA - Tanggal ini, 136 tahun silam, tepatnya pada 21 April 1879, Raden Adjeng Kartini lahir di Jepara, Jawa Tengah. Perempuan yang meninggal di Rembang, pada usia 25 tahun itu, adalah seorang tokoh pahlawan nasional Indonesia.

Perempuan ayu, tokoh suku Jawa itu dikenal sebagai pelopor kebangkitan perempuan pribumi. Hingga kini, setiap 21 April, selalu diperingati sebagai Hari Kartini untuk mengenang jasa-jasanya dalam hal emansipasi wanita.

Kebanyakan orang pun sangat menghargainya, tak terkecuali Wakil Gubernur DKI Jakarta, Djarot Saiful Hidayat. Dirinya mengaku sangat menghargai perjuangan Kartini terhadap kaumnya.

Bahkan, Djarot mengharapkan bahwa para perempuan, Kartini masa kini, harus mampu melek politik. Dirinya mencontohkan untuk para perempuan agar bisa menjadi Presiden Indonesia seperti yang telah dilakukan Ketua Umum DPP Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P), Megawati Soekarnoputri.

"Selamat Hari Kartini. Yang penting adalah semangat perjuangannya, bukan hanya sekedar seremonial. Kalau saya sih, Kartini bisa jadi presiden, harusnya kayak Bu Mega," tuturnya, di Balai Kota DKI Jakarta, Selasa (21/4/2015).

Karena itu, dia mendorong kaum perempuan di Jakarta maupun di seluruh daerah di Indonesia untuk masuk dalam kegiatan politik.

Kegiatan ini dapat mendorong mereka untuk mengerti dan memahami dunia politik yang akan menghantarkan menjadi pejabat politik. Bahkan tidak menutup kemungkinan menghantarkan para perempuan itu menjadi Presiden perempuan kedua setelah Megawati.

Seperti yang sudah biasa terjadi di luar negeri, di mana di negara-negara lain sudah banyak Perdana Menteri atau kepala negaranya adalah perempuan.

"Kemarin saya diskusi dengan PM Norwegia, dia itu perempuan. Ini seharusnya menjadi kebangkitan kaum perempuan," ujarnya.

Namun demikian, pihaknya merasa bahwa di Indonesia masih minim peranana perempuan yang ingin mencapai tingkatan tersebut, lantaran masih melekatnya budaya patrialisme dalam kebudayaan Indonesia.

"Tapi disini kurang partisipasi perempuan. Untuk penyusunan calon legislatif saja setengah mati. Mungkin faktor hubungan di masyarakat, kaitan dengan keluarga dan budaya patriakat,” tuturnya.

Diketahui, Megawati Soekarnoputri merupakan Presiden RI yang kelima menjabat dari 23 Juli 2001 - 20 Oktober 20014. Anak Presiden RI Pertama, Soekarno tersebut adalah presiden perempuan Indonesia pertama sepanjang sejarah berdirinya pemerintahan ndonesia.

Hingga saat ini, Megawati masih menjabat sebagai Ketua Umum PDI-P dan masih aktif dalam kegiatan politiknya. Dengan partainya, dirinya mampu menghantarkan pasangan Joko Widodo-Basuki Tjahaja Purnama menjadi Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta. Bahkan, berhasil pula menghantarkan Joko Widodo menjadi Presiden RI ke-7.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper