Bisnis.com, TANGSEL-- Awak angkutan kota di Tangerang Selatan enggan menggunakan bahan bakar minyak Pertalite selama masih tersedia Premium yang harganya lebih murah.
Rozikin, pengemudi angkutan umum (angkot) KWK S-10 rute Ciputat-Bintaro-Pondok Betung, mengatakan armadanya tetap bisa beroperasi secara baik dengan bahak bakar minyak (BBM) Premium seharga Rp7.400 per liter.
“Kalau dengan Premium seharga Rp7.400 per liter itu kendaraan kami baik-baik saja, kenapa harus pakai Pertalite yang lebih mahal Rp8.400 per liter,” katanya, Rabu (29/7/2015).
Menurutnya, bagi awak angkot selisih uang sebesar Rp1.000 antara harga Premium Rp7.400 per liter dan Pertalite Rp8.400 per liter itu cukup besar, terkait dengan setoran kepada pemilik mobil dan penghasilan yang dibawanya pulang.
Sementara itu Selamet, pengemudi angkot D-01 rute Ciputat-Kebayoran Lama, mengatakan tidak akan berpindah ke Pertalite, selama masih ada stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) yang menyediakan Premium.
“Bagi kami bahan bakar minyak yang oktannya 90 yaitu Pertalite maupun Premium yang memiliki oktan 88 itu tidak ada bedanya, sama-sama membuat kendaraan kami bisa berjalan normal,” ujarnya.
Pendapat yang sama juga disampaikan Nadih, pengemudi angkot D-29 rute Ciputat-Parung, mengatakan selama masih ada Preimum di SPBU maka akan terus mengkonsumsi bahan bakar minyak tersebut untuk armadanya.
“Saya hanya pasrah saja Pak, kalau akhirnya pemerintah benar-benar menghapus Premium ya kami dengan sangat terpaksa memakai Pertalite, walaupun harganya lebih mahal mencapai Rp8.400 per liter,” tegasnya.