Bisnis.com, JAKARTA--Perekonomian Jakarta sepanjang 2015 tumbuh 5,88% atau melambat dibanding periode sebelumnya (y-o-y) sebesar 5,91%.
Mengacu pada data Badan Pusat Statistik (BPS) DKI Jakarta, perekonomian Ibu Kota pada 2015 diukur berdasarkan produk domestik regional bruto (PDRB) atas dasar harga berlaku mencapai Rp1.983,42 triliun.
"PDRB per kapita Jakarta tahun lalu mencapai Rp194,87 juta atau US$14,57 ribu," ujar Kepala BPS DKI Syech Suhaimi, Jumat (5/2/2016).
Jika dilihat dari sisi produksi, katanya, pertumbuhan tertinggi dicapai oleh lapangan usaha jasa keuangan sebesar 10,72%. Sementara itu, dari sisi pengeluaran pertumbuhan tertinggi dicapai oleh komponen pengeluaran konsumsi rumah tangga sebesar 5,04%.
Struktur perekonomian Jakarta didominasi oleh tiga lapangan usaha yaitu perdagangan besar dan eceran; reparasi mobil dan sepeda motor (16,65%), industri pengolahan (13,84%), dan konstruksi (13,16%).
"Kalau dilihat dari komponen pengeluaran kontribusi paling besar dicapai oleh rumah tangga [58,38%] dan pembentukan modal tetap bruto [40,77%]," imbuhnya.
Dia menuturkan laju pertumbuhan ekonomi Ibu Kota melambat sejak tiga tahun terakhir. Pada 2013 pertumbuhan mencapai 6,07%. 2014, perekonomian turun level 5,91%, dan terakhir 5,88% pada 2015.
"Grafiknya terus turun. Bahkan sejak 2011. Pemerintah dan dunia usaha harus mewaspadai tren penurunan ini," katanya.