Bisnis.com, JAKARTA - Wahana Masyarakat Tani dan Nelayan Indonesia (WAMTI) tak mempersoalkan pengembangan kawasan Teluk Jakarta, melalui reklamasi, asalkan pemerintah menjaga kehidupan sosial ekonomi yang sudah ada antara lain dengan program pemberdayaan masyarakat nelayan yang terkena dampak.
Ketua Umum WAMTI, Agusdin Pulungan saat dihubungi di Jakarta, Rabu (12/10/2016), mengatakan selama ini sudah terdapat pranata sosial dan ekonomi masyarakat nelayan di wilayah Teluk Jakarta.
"Aktivitas ini harus tetap dijaga jika reklamasi dilanjutkan," kata Agusdin.
Dia memaklumi selama ini berbagai kalangan khawatir terhadap berbagai dampak negatif yang muncul dari proyek reklamasi. Tapi, dia juga tak menampik bahwa pembangunan yang sudah berlangsung tak bisa diabaikan begitu saja.
Hingga kini belum ada data terbaru mengenai jumlah nelayan di Jakarta Utara. Data terakhir yang dipublikasikan pemerintah Provinsi DKI Jakarta dalam laman www.data.jakarta.go.id adalah angka sampai 2013 yang diperbarui pada September 2015.
Data tersebut menunjukkan, jumlah nelayan di seluruh Jakarta, bukan hanya Jakarta Utara, mencapai 27.753 jiwa. Dari jumlah tersebut, sebanyak 17.745 atau 63,9 persen merupakan nelayan pendatang pekerja. Adapun nelayan penetap pemilik dan penetap pekerja masing-masing 3.071 jiwa (11,1 persen) dan 6.937 jiwa (25 persen).
Yang lebih menarik, data Jakarta Dalam Angka yang dipublikasikan Badan Pusat Statistik 2016 menunjukkan sampai 2016, jumlah produksi perikanan tangkap di Jakarta pada 2014 ternyata naik 7,4 persen menjadi 225.355 ton dari 209.743 ton di 2013.
Produksi ikan tangkap 2014 tersebut dipasok oleh nelayan di Jakarta Utara dan Kepulauan Seribu masing-masing 223.935 ton dan 1.419 ton.
Jumlah produksi ikan tangkap ini bahkan cenderung naik dibandingkan periode 2010-2013 yang berada di kisaran 172.421 ton hingga 209.743 ton. Di saat yang sama, jumlah perikanan budidaya di laut dan air tawar juga mengalami lonjakan signifikan.
Jumlah ikan yang dilelang di Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Muara Angke pada 2014 mencapai 11.523 ton, naik dibandingkan periode 2010 hingga 2013 yang berkisar 7.850-10.643 ton. Jumlah ini di luar ikan yang di jual langsung kepada konsumen sebanyak 5.498 ton.
Direktur Eksekutif National Center for Sustainability Reporting, Ali Darwin, secara terpisah menambahkan keterlibatan masyarakat nelayan sangat penting dalam mengukur keberhasilan proyek reklamasi.
Untuk itulah, pemerintah dan pengembang harus menyiapkan berbagai program pemberdayaan yang tepat untuk mendukung kehidupan nelayan.
Dalam sejumlah kesempatan, pemerintah pusat maupun DKI Jakarta berjanji bakal menyiapkan berbagai program untuk masyarakat nelayan di Jakarta. Salah satunya adalah bantuan kapal dan penyiapan rumah susun yang layak untuk tempat tinggal nelayan.