Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

BPTJ Ingin Sarana Prasarana Antarmoda Terintegrasi

Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) berharap penyedia transportasi di Jakarta membangun sarana dan prasarana untuk mempermudah singgah dan pindah ke moda yang lain.
Kendaraan melintas di samping proyek kereta ringan (light rail transit/LRT) di Jakarta, Kamis (1/6)./JIBI-Dwi Prasetya
Kendaraan melintas di samping proyek kereta ringan (light rail transit/LRT) di Jakarta, Kamis (1/6)./JIBI-Dwi Prasetya

Bisnis.com, JAKARTA - Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) berharap penyedia transportasi di Jakarta membangun sarana dan prasarana untuk mempermudah singgah dan pindah ke moda yang lain.

Kepala Hubungan Masyarakat Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek Farida mengatakan, pihaknya telah membuat masterplan terkait pengembangan sarana dan prasarana antarmoda tersebut.

Dikatakan, pengintegrasian antarmoda tersebut untuk memudahkan pengguna transportasi bisa transit dari satu stasiun ke stasiun lain atau moda ke moda lain dengan selamat dan efisien.

"Jadi nanti orang tidak keluar sembarangan setelah turun dari stasiun kereta, tapi menggunakan pedestrian atau jembatan yang memudahkan pindah ke stasiun atau moda yang lain. Intinya kami ingin penumpang pindah moda dengan smooth," ujarnya, Selasa (22/8/2017).

Dia mengatakan selama ini penumpang yang turun dari satu moda transportasi kesulitan untuk pindah ke moda yang lain. Sebabnya, tidak ada fasilitas yang terintegrasi yang memudahkan untuk mengakses.

Sementara itu, Direktur Utama PT Jakarta Propertindo pemegang konsesi LRT Jakarta, Satya Heragandi mengatakan pihaknya dengan PT Kereta Api Indonesia akan bekerja sama untuk membangun skema pengintegrasian tersebut seiring sedang dikembangkannya sistem transit oriented development (TOD).

Dia berharap pengembangan TOD tersebut diiringi dengan pengintegrasian sarana antarmoda bisa mengurangi biaya investasi dari sebelumnya dibebankan oleh masing-masing penanggung jawab moda transportasi.

"Kajian integrasi ini didorong karena ada perintah presiden pada tahun lalu bahwa masyarakat harus mudah saat turun dan pindah dari moda ke moda lain," kata Satya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Nancy Junita
Editor : Nancy Junita
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper