Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Grup Salim Akuisisi Saham Acuatico, Tarif Air Jakarta Terancam Naik

Grup Salim melalui anak usahanya, Moya Indonesia Holdings Pte Ltd, resmi mengakuisisi saham milik Acuatico Pte Ltd senilai US$92,87 juta atau setara dengan Rp1,24 triliun. Operasional Acuatico grup sepenuhnya ada di Indonesia yang dilakukan oleh PT Aetra Air Jakarta, PT Aetra Air Tangerang, dan PT Acuatico Air Indonesia.
Bisnis.com, JAKARTA--Grup Salim melalui anak usahanya, Moya Indonesia Holdings Pte Ltd, resmi mengakuisisi saham milik Acuatico Pte Ltd senilai US$92,87 juta atau setara dengan Rp1,24 triliun. Operasional Acuatico grup sepenuhnya ada di Indonesia yang dilakukan oleh PT Aetra Air Jakarta, PT Aetra Air Tangerang, dan PT Acuatico Air Indonesia.
 
Peneliti Amrta Institute Nila Ardhianie mengatakan dicaploknya seluruh saham milik Acuatico oleh Moya Indonesia Holdings kusisi merupakan proses jual beli dimana para pembeli pasti mengharapkan keuntungan, sama seperti pemilik yang terdahulu. 
 
"Tujuan utama dari proses jual beli pasti pengembalian investasi ke berbagai investor. Dengan nilai jual yang cukup besar, ada beban yang harus ditanggung oleh warga Jakarta. Dikhawatirkan akan ada tekanan untuk menaikkan tarif air di Ibu Kota," ujarnya ketika dihubungi Bisnis, Sabtu (2/9/2017). 
 
Sebagai informasi, setiap kelompok pelanggan air di Jakarta saat ini dikenakan tarif beragam. Tarif paling murah dipatok Rp1.050/meter kubik.  Tarif golongan I itu berlaku untuk rumah, tempat ibadah dan asrama. Golongan II, yakni rumah sakit dan rumah susun dipatok harga Rp1.050-Rp1.575/meter kubik, 
 
Golongan III, yaitu kios dan rumah tangga menengah dipatok pada kisaran harga Rp3.350-Rp4.900/meter kubik, dan Golongan IV, yaitu perkantoran, kedutaan besar dan pabrik dipatok mulai dari Rp6.825-Rp12.550/meter kubik. Untuk Golongan V, yaitu pelabuhan seharga Rp14.650/meter kubik.
 
Meski demikian, jika mengacu pada kontrak kerja sama besaran tarif air yang harus dibayar oleh Pemprov DKI atau PAM Jaya kepada dua operator, yaitu PT Aetra Air Jakarta dan PT Perusahaan Air Minum Lyonnaise Jaya (Palyja) berkisar Rp7.000/meter kubik. Selisih dari tarif air yang dibayar warga dan nominal yang ditetapkan operator atau yang dikenal dengan istilah water charge, harus dilunasi oleh pemerintah ketika perjanjian kerja sama tersebut berakhir pada 2023.  
 
Karena itu, Pemprov DKI harus mulai membahas PKS antara PAM Jaya dengan Palyja dan Aetra sebelum kontrak tersebut berakhir. 
 
"Pembahasan harusnya dimulai lima tahun sebelum PKS berakhir pada 2023. Semakin panjang waktu untuk diskusi mempersiapkan berbagai skenario pasca kontrak makin baik," imbuhnya. 
 
Berdasarkan laporan keterbukaan Moya Holdings Asia Limited di Singapore Stock Exchange, Moya Indonesia Holdings telah mengakuisisi seluruh saham Acuatico senilai US$92,87 juta atau setara dengan Rp1,24 triliun. 
 
Direktur Eksekutif Moya Holdings Asia Limited, Simon A. Melhem mengatakan proses jual beli saham tersebut dilakukan pada 8 Juni 2017. 
 
"Akuisisi tersebut dilakukan demi kepentingan perusahaan serta untuk meningkatkan nilai saham dalam jangka panjang dan mengembangkan bisnis perusahaan," ujarnya seperti dikutip dari keterbukaan di situs Bursa Efek Singapura atau Singapore Stock Exchange, Kamis (31/8/2017). 
 
Moya Indonesia saat ini mengoperasikan proyek pengelolaan dan pendistribusian air bersih di tiga wilayah, yaitu Bekasi, Tangerang, dan sebagian Jakarta. Proyek Moya di Bekasi dan Tangerang merupakan kerja sama dengan konsep build operate transfer (BOT) dengan PDAM setempat selama 25 tahun. Perusahaan milik taipan Antoni Salim ini melayani pendistribusian air bersih untuk kawasan hunian dan industri besar, termasuk bandara. 
 
Moya Indonesia telah meningkatkan kapasitas kami 4X menjadi 2.350 liter/detik dan memperluas layanan kami. Dalam situs www.moyaasia.com, perusahaan memaparkan akuisisi Acuatico yang baru-baru ini mendorong perusahaan untuk meningkatkan kapasitas, layanan di Jakarta. 
 
Seperti diketahui, saham Acuatico sebelumnya dimiliki oleh duet pengusaha Roesan Roeslani dan Wakil Gubernur DKI Jakarta terpilih Sandiaga Uno melalui PT Recapital Advisors. Acuatico menguasai 95% saham PT Aetra Air Jakarta yang dibeli dari PT Thames PAM Jaya (TPJ) pada 2007 silam. 
 
PT Aetra Air Jakarta bersama PALYJA merupakan operator swasta yang mendistribusikan air bersih ke lima wilayah Ibu Kota. Aetra melayani Jakarta Timur, Jakarta Utara, dan sebagian Jakarta Pusat. Sementara itu, Palyja mendistribusikan air ke wilayah Jakarta Barat, Jakarta Selatan, dan sebagian Jakarta Pusat.
 
Aetra memiliki dua unit Instalasi Pengolahan Air (IPA), yaitu IPA Buaran kapasitas Produksi 6.000 L/detik dan IPA Pulo Gadung kapasitas produksi 4.000 l/detik, sehingga total kapasitas produksi pada 2 Instalasi Pengolahan Air Aetra sebesar 10,000 liter/Detik. Hingga akhir 2016 Aetra memiliki pipa distribusi sepanjang 6.196 km. Lebih lanjut, total pelanggan Aetra hingga Desember 2016 adalah 435.777 pelanggan dengan cakupan pelayanan hingga Desember 2016 adalah 60,77%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper