Bisnis.com, JAKARTA - Di antara hiruk-pikuk dan kesibukan Jakarta, ada sejumlah simpul ruang terbuka yang dapat dinikmati oleh masyarakat kota di waktu luang. Sebagian berbentuk ruang terbuka hijau (RTH), yang lain adalah ruang publik terpadu ramah anak (RPTRA).
Salah satu ruang terbuka yang sempat menjadi sorotan publik adalah RTH dan RPTRA Kalijodo. Seperti jamak diketahui, dua ruang terbuka ini berdiri di atas lahan bekas kawasan lokalisasi prostitusi termasyur yang kemudian digusur.
Diresmikan oleh Gubernur Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) pada 22 Februari 2017, RTH dan RPTRA ini memiliki total luas lahan sekira 11.468 meter persegi. RTH dan RPTRA Kalijodo dipisahkan sebuah tembok besar serta dihubungkan oleh tangga. Jika pengunjung memasuki kawasan ini melalui sisi Jalan Bidara Raya, maka akan terlebih dahulu melewati bangunan RPTRA lengkap dengan lapangan futsal dan ruang bermain anak.
Bergerak ke utara dan menaiki tangga, terbentanglah lahan seluas kurang lebih 10.000 meter persegi yang merupakan bagian RTH. Sementara itu, pada tembok besar yang memisahkan RPTRA dan RTH, tergores untaian mural dan grafiti aneka warna yang menarik perhatian.
Pengerjaan mural dan garfiti tersebut diinisiasi oleh Artsip Jakarta dan melibatkan tiga seniman Ibu Kota dan satu ilustrator asal Kota Kembang Bandung, antara lain Muklay, Crack, Koma, dan Yellowdino. Masing-masing seniman menampilkan karakter dan ciri khas dari karya masing-masing, namun tumpah dalam satu "kanvas" dan membentuk harmoni.
Tak sia-sia, tembok berukirkan mural dan grafiti tersebut memang menjadi salah satu magnet utama RTH Kalijodo. Sekumpulan muda-mudi tampak mengabadikan diri dan berswafoto di depan mural tersebut.
Baca Juga
Sandi (14) dan Aldi (14), salah satu diantara kumpulan muda-mudi tersebut. Keduanya mengaku baru pertama kali berkunjung ke RTH Kalijodo dan langsung terpikat dengan goresan mural dan grafiti. "Saya memang suka gambar, dan suka ini (mural). Ke sini baru pertama kali, mau jalan-jalan saja," kata Aldi ditemui Bisnis.com di lokasi, Sabtu (20/1/2018).
Cuaca Ibu Kota yang dibasahi rintik-rintik hujan tak menghalangi masyarakat untuk berkunjung ke tempat ini. RTH dilengkapi dengan sejumlah fasilitas, diantaranya taman papan luncur dan sepatu roda (skate park), arena bermain sepeda (BMX) dan olahraga luar ruang (outdoor gym).
Tepat di depan tembok mural dan grafiti, berdiri sebuah karya instalasi seni yang menggambarkan Tembok Berlin. Di kedua sisi tembok, dipajang sejumlah lempengan besi yang dibentuk menyerupai manusia, berusaha merangsek dan menembus Tembok Berlin.
Ilustrasi tersebut dilengkapi dengan sejumlah tulisan yang terukir di sisi manusia besi, berisi pesan-pesan persatuan. Salah satunya berbunyi, "Sudah waktunya bangsa ini menembus batas segala perbedaan mendasar yang ada, menyatukan pikiran dan perbuatan, demi membangun bangsa."
Tak lama setelah Aldi dan Sandi puas berfoto, kelompok remaja lain menyusul. Tampak masih mengenakan seragam pramuka, Pipit (14), Rosi (13) dan Indah (14) tak lepas menyunggingkan senyum saat kamera telepon genggam menyorot wajah mereka.
Indah yang tinggal tak jauh dari RTH Kalijodo sengaja mengajak kedua temannya untuk menikmati sore di kawasan ini. Pipit dan Rosi mengaku tak menyesal meski harus berjalan kaki sekitar 15 menit dari rumah Indah. "Bagus banget sih. Dulu kan enggak kayak gini. Aku sih menyambut baik (adanya RTH Kalijodo)," ujar Indah.
Sore mulai menua, hujan rintik-rintik yang sudah sekira satu jam membahasi kawasan ini, perlahan berhenti seiring dengan pengunjung yang semakin ramai berdatangan. RTH dan RPTRA Kalijodo telah menjadi tempat bagi masyarakat Ibu Kota beraktivitas luar ruang. Menjadi tempat berkumpul, bermain, berkreasi dan berkesenian.
Perubahan wajah Kalijodo banyak diharapkan berdampak pada tingkat kebahagiaan masyarakat Jakarta sekaligus menjadi wadah kreativitas generasi muda.