Bisnis.com, JAKARTA -- Pemerintah Provinsi DKI Jakarta mendorong program Kartu Jakarta Pintar untuk mendapatkan berbagai kebutuhan pangan yang terjangkau.
Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno menjelaskan mulai 1 Februari lalu program pangan murah kembali diselenggarakan oleh para pemangku kepentingan seperti Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta, Bank DKI, PT Food Station Tjipinang Jaya (Food Station), PD Pasar Jaya, dan PD Dharma Jaya.
Selain itu yang berpartisipasi dalam program ini, yakni Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) terkait seperti Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan, dan Pertanian Provinsi DKI Jakarta, Biro Perekonomian Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, serta yang lain-lain.
"Pangan murah kembali diselenggarakan dengan produk beras Rp30.000 per 5 kg, daging sapi Rp35.000 per kg, daging ayam Rp8.000 per kg," kata Sandi, Senin (5/2/2018).
Selain itu, dalam program ini juga Pemprov DKI mendorog warga Ibu Kota untuk gemar mengonsumsi susu, telur ayam, dan daging ikan. Pemprov DKI akan berupaya untuk menempelkan berbagai poster menarik mengenai manfaat susu dan ikan bagi kesehatan.
Adapun, harga yang ditawarkan untuk mendapatkan susu adalah Rp30.000 untuk sebanyak 24 pcs susu yang masing-masing kemasannya berukuran 200 ml. Sedangkan, harga yang ditawarkan untuk telur ayam Rp8.000 per kg dan ikan kembung senilai Rp13.000 per kg.
Baca Juga
"Ini tersedia di 74 lokasi, [merupakan] bagian daripada program pangan murah," imbuhnya.
Menurutnya, acara ini merupakan salah satu dari tiga program prioritas utama Pemprov DKI untuk memastikan harga bahan pokok bisa terjangkau oleh masyarakat.
"Jadi kita pastikan dengan program ini masyarakat khususnya menengah ke bawah bisa mengakses bahan pokoknya dengan harga terjangkau," ungkapnya.
Direktur Utama Food Station Arief Prasetyo menjelaskan program ini fokus untuk memberikan nutrisi kepada masyarakat pemegang kartu KJP.
Adapun salah satu komoditas seperti susu ini dianggap membantu untuk golongan menengah ke bawah yang selama ini kurang mendapatkan asupan tersebut.
"Susu yang saat ini diberikan berbasis 80%-100% dari susu segar," kata Arief, Senin (5/2/2018).