Bisnis.com, JAKARTA -- Kamar Dagang dan Industri Indonesia menilai perputaran uang saat perayaan Imlek akan meningkat bagi usaha kecil dan menengah.
Wakil Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) DKI Jakarta Sarman Simanjorang menjelaskan potensi bisnis dari pelaku Usaha Kecil dan Menengah (UKM) akan meningkat seiiring dengan perayaan Imlek bagi masyarakat keturunan Tionghoa. Hal ini karena para UKM memproduksi berbagai barang yang digunakan dalam perayaan Imlek ini.
"Nuansa ekonominya tetap ada, belanja kebutuhan imlek seperti ampao, pakaian, kuliner, dan berbagai pernak-pernik lainnya akan meningkat. Saat ini yang memproduksi berbagai kebutuhan tersebut adalah pelaku bisnis bertaraf UKM," kata Sarman kepada Bisnis, Rabu (14/02/2018).
Dia menambahkan Imlek ini tidak berbeda jauh dengan perayaan besar seperti Natal atau Lebaran. Perbedaannya hanya dari jumlah populasi yang merayakannya tidak sebanyak umat muslim.
"Kita harus mengapresiasi kebudayaan mereka, itu merupakan sikap yang toleran," imbuhnya.
Sementara itu, dia menyampaikan keturunan Tionghoa telah mendominasi di berbagai sektor perekonomian nasional seperti bank, rokok, makanan dan minuman, properti, dan lain-lain. Hal ini terbilang wajar mengingat keturunan Tionghioa memiliki jiwa bisnis yang tinggi, tekun, semangat, dan antusias.
Baca Juga
"Mudah-mudahan semua pelaku bisnis dapat belajar dari sikap yang dimiliki oleh keturunan Tionghoa," ungkapnya.
Wakil Sekretaris Jenderal Perhimpunan Pengusaha Indonesia Tionghoa, Richard Tan, menyampaikan makna sebenarnya Imlek adalah komunikasi, diplomasi, sosialiasi, silaturahmi dengan berkumpul dengan saudara atau teman sesama keturunan Tionghoa. Perayaan ini dianggap sebagai ajang untuk mempererat kembali hubungan yang telah terjalin selama ini.
Adapun even seperti ini ditangkap sebagai peluang usaha bagi pebisnis untuk menyediakan berbagai kebutuhan imlek seperti pakaian tradisional asal Tiongkok, kuliner, aksesoris, dan sebagainya. "Pembuatan busana tradisional merupakan bentuk partisipasi pengusaha lokal atau keturunan Tionghoa untuk menangkap peluang bisnis dari perayaan ini," kata Richard kepada Bisnis, Rabu (14/02/2018).
Selain itu, Imlek dianggap oleh keturunan Tionghoa sebagai awal dari sesuatu yang baru, demi meninggalkan atau memperbaiki kekurangan yang tercipta pada setahun lalu. "Selama setahun yang lalu sudah harus ada yang diganti, pertama adalah semangatnya sehingga perlakuan dan pemikiran yang lalu harus diganti dengan yang lebih baik," katanya.
Dia menjelaskan banyak orang yang mengeluh mengapa kehidupannya tidak lebih baik dibandingkan dengan masa lalu. Padahal jawabannya, yakni mereka tidak meninggalkan sikap lama dengan yang baru, terutama tidak bisa beradaptasi dengan hal-hal yang terjadi pada tahun selanjutnya.