Bisnis.com, JAKARTA -- Institute for Development of Economics and Finance menilai plafon kredit yang ditawarkan Bank DKI untuk peserta One Kecamatan One Center of Entrepreneurship masih minim.
Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (INDEF), Bhima Yudhistira, mengatakan plafon senilai Rp10 juta untuk peserta program One Kecamatan One Center of Entrepreneurship (OK OCE) atau pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) tidak cukup untuk menjadi modal bisnis.
"Kalau level Jakarta dengan senilai Rp10 juta kredit modal kerja akan habis. Artinya untuk mendukung permodalan [OK OCE/UMKM] minimal senilai Rp50 juta," kata Bhima kepada Bisnis, Minggu (29/4/2018).
Dia menilai agar peserta OK OCE atau UMKM dapat segera naik kelas maka harus menaikkan jumlah permodalan. "Namun kita apresiasi bahwa ada sebanyak 70-an orang yang ikut program ini," imbuhnya.
Selain itu, Bhima menambahkan, Bank DKI harus bisa menyederhanakan perizinan bagi peserta OK OCE yang ingin mengikuti program ini. Dia menilai saat ini untuk mendapatkan permodalan, peserta OK OCE masih diwajibkan memberikan jaminan seperti sertifikat atau fotokopi Buku Pemilik Kendaraan Bermotor.
"Kalau bisa prosedur ini dipangkas, ini kan dijamin oleh Pemprov DKI. Menurut saya tidak perlu, [hanya] cukup nama, Kartu Tanda Penduduk, Nomor Pokok Wajib Pajak," ungkapnya.
Baca Juga
Kendati demikian, dia menjelaskan bahwa bunga sebesar 7% yang dikenakan kepada para peserta OK OCE dinilai cukup murah. Hal ini dikarenakan jumlah bunga tersebut mengikuti besaran Kredit Usaha Rakyat yang telah ditetapkan.
Sementara itu, Pengamat Kebijakan Publik dari Universitas Trisakti, Trubus Rahadiansyah, menduga Bank DKI ragu-ragu dalam memberikan pinjaman yang terlalu besar sehingga hanya bisa memberikan senilai Rp10 juta. Dia menambahkan Bank DKI mempertimbangkan daya pengembalian peserta OK OCE terlebih dahulu sebelum memberikan pinjaman dalam jumlah besar.
"Kalau macet siapa yang mau menalangi? Pemprov DKI hanya memasukkan OK OCE dalam Anggaran Pendapatan, dan Belanja Daerah [APBD] berupa pelatihan bukan permodalan," kata Trubus.
Dia menilai jumlah modal yang harusnya diberikan kepada para peserta OK OCE atau UMKM bisa mencapai Rp75 juta. "Hanya keajaiban yang membuat mereka naik kelas kalau modal segitu [Rp10 juta], bahkan untuk berjualan nasi uduk atau pecel lele pun kurang," ujarnya.
Sebelumnya, Wakil Gubernur DKI Jakarta, Sandiaga Uno, mengapresiasi peluncuran dan penandatanganan program kredit Monas Pemula Bank DKI Jakarta kepada sekitar 72 pelaku usaha yang tergabung dalam program OK OCE.
Adapun Monas Pemula dapat digunakan baik untuk modal kerja maupun investasi produktif dengan maksimal plafon kredit Rp10 juta dengan jangka waktu pembayaran kredit hingga 18 bulan dan bunga sebesar 7%.
"Pecah telur OK OCE dengan bunga [sebesar] 7% bagi [sebanyak] 72 pedagang dengan Monas Pemula OK OCE kredit diluncurkan oleh Bank DKI. Ini sekali lagi menunjukkan the power of emak-emak [sebagian besar peserta OK OCE Ibu-ibu]," kata Sandi, pekan lalu.
Menurutnya, sebanyak 72 orang pedagang ini akan menjadi pioner dari pergerakan OK OCE dalam menciptakan lapangan kerja baru untuk lima tahun ke depan. "Saya ingin fokus kita menumbuhkan [sebanyak] 200.000 pengusaha baru di wilayah DKI [Jakarta] selama lima tahun ke depan," ujar Sandi.
Dia berterima-kasih kepada Bank DKI yang telah memberikan akses permodalan bagi para peserta OK OCE sehingga memiliki kemungkinan untuk bisa naik kelas. Lebih lanjut, melalui kerja sama ini, Pemprov DKI berupaya meningkatkan perekonomian Jakarta melalui pertumbuhan pelaku UMKM.
"[Kredit] ini sangat murah bunganya dan setelah 6 bulan kalau [pembayarannya] bagus, bisa top up [tambah pinjaman] lagi," ungkapnya.
Lebih lanjut, melalui Modal Pemula ini sistem pembayarannya ada dua, yakni dijemput oleh Bank DKI sehingga pengguna permodalan tidak perlu repot-repot bayar ke Bank. Selain itu, pembayaran bisa dengan cara transfer melalui JakOne dan tidak dipungut biaya.
Direktur Utama PT Bank DKI Kresno Sediarsi mengatakan bahwa Monas Pemula ini merupakan implementasi dari misi Bank DKI menjadi bank pilihan utama bagi segmen UMKM.
Dia menambahkan penyaluran kredit ini diberikan kepada peserta OK OCE yang sudah melewati 6 tahapan dari 7 tahapan Pasti Sukses (7-PAS) program Pemprov DKI. Adapun tahapan 7 PAS ini mencakup pendaftaran (P1), pelatihan (P2), pendampingan (P3), perizinan (P4), pemasaran (P5), pelaporan keuangan (P6), dan akses permodalan (P7).
”Proses kredit kepada UMKM pemula binaan OK OCE tetap disalurkan dengan memenuhi prinsip kehati-hatian,” ujar Kresno dalam keterangan resmi, Senin (23/4/2018) lalu.
Kresno menilai UMKM binaan OK OCE akan menerima fasilitas kredit Monas Pemula sebagai solusi bagi pelaku UMKM yang baru merintis usahanya. Dia menghitung jumlah UMKM binaan OK OCE yang mencapai ribuan peserta tentu akan menjadi basis customer Bank DKI.
“Sebagai Badan Usaha Milik Daerah [BUMD] DKI Jakarta, Bank DKI senantiasa mendukung program OK OCE untuk memajukan perekonomian masyarakat khususnya dalam mengembangkan sektor UMKM di Jakarta”, ungkapnya.
Bisnis mencatat, kredit mikro Bank DKI tumbuh 58,76%, sebagai realisasi atas upaya Bank DKI mendukung pengembangan segmen mikro. Data per Maret 2018, penyaluran kredit mikro tumbuh signifikan sebesar 58,6% dari Rp325 miliar per Maret 2017 menjadi Rp516 miliar per Maret 2018. Peningkatan ini didorong oleh ekspansi jaringan kantor Bank DKI di pasar-pasar DKI Jakarta.