Bisnis.com, JAKARTA - Pertumbuhan ekonomi di DKI Jakarta pada triwulan I/2018 tumbuh 6,02%.
Kepala Badan Pusat Statistik DKI Thoman Pardosi mengatakan capaian tersebut lebih rendah dibandingkan periode yang sama tahun lalu (you) sebesar 6,48%.
"Pertumbuhan ekonomi DKI Triwulan I/2018 sebesar 6,02% bisa dikategorikan sebagai hal yang wajar karena tren awal tahun memang melambat," katanya di kantor BPS DKI Jakarta, Senin (7/5/2018).
Dia menuturkan perekonomian Ibu Kota biasanya akan kembali bertenaga pada triwulan kedua hingga keempat. Apalagi, bulan ini masyarakat akan memasuki periode Ramadhan.
Thoman menjelaskan dari sisi lapangan usaha, ada tiga kategori yang menunjukkan kinerja cukup baik, yaitu perdagangan tumbuh 6,5%, industri Pengolahan 8,34%, dan konstruksi 5,89%.
"Pertumbuhan industri Pengolahan di antaranya didorong oleh Pertumbuhan produksi industri alat angkutan serta makanan minuman yang tumbuh di atas 10%," ucapnya.
Baca Juga
Sementara itu, dari sisi pengeluaran, pertumbuhan sektor konstruksi mendirong komponen Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) ke level 8,08%.
Demikian pula dengan ekspor, khususnya ekspor antar daerah, yang tumbuh hingga 14%. Meski begitu, secara umum ekspor tetap tertahan tingginya impor yang mencapai 10,73%.
Karena itu, dia menilai terlalu awal untuk mengatakan perekonomian DKI tahun ini lebih buruk dibandingkan tahun lalu.
"Masih Ada event penting, seperti Asian Games, Pilkada Serentak, dan pembangunan infrastruktur yang akan terjadi di tahun ini. Mudah-mudahan dapat menciptakan multiplier efek yang besar bagi perekonomian Ibu Kota," jelasnya.