Bisnis.com, JAKARTA – Program Pemerintah Provinsi DKI Jakarta untuk membangun ekosistem gerakan kewirausahaan OK OCE disebut-sebut terancam gagal.
Program dengan nama asli One Kecamatan One Centre for Entrepreneurship kini banyak menuai kritik, apalagi setelah penggagasnya, mantan Wakil Gubernur DKI Sandiaga Salahudin Uno mundur dari posisinya untuk menjadi calon wakil presiden bersama dengan Prabowo Subianto. Sejumlah gerai OKE OCE pun saat ini gagal beroperasi dengan berbagai alasan.
Menurut Sekretaris Fraksi Hanura DPRD DKI Veri Yonnevil, kegagalan program ini lantaran janji permodalan program OKE OCE tak dipenuhi Sandiaga. Padahal, janji ini disampaikan Sandiaga saat kampanye panas Pilkada Gubernur DKI 2017 lalu.
Very mengatakan bahwa program itu tidak matang, terutama berkaitan dengan janji bantuan modal usaha yang ternyata tetap harus lewat pinjaman bank. “Sikap Sandiaga yang menyebut wajar jika ada yang tutup, merupakan cermin lepas tanggung jawab dari program yang ia usulkan,” tegas Very dalam rilis, Rabu (12/9/2018).
Sementara itu, pengamat ekonomi dari Indonesian Public Institute (IPI) Jerry Massie menilai, janji kampanye itu tinggal janji karena program itu justru diserahkan Sandiaga ke pihak lain. Akibatnya, program ini pun berantakan.
Jerry pun mengingatkan untuk tidak membawa program OKE OCE ini di kampanye Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019.
Baca Juga
Program OKE OCE itu sekaligus menjadi pelajaran bagi para kandidat Presiden untuk tidak menjanjikan program yang susah diemplementasikan. Menurut dia, kegagalan mengelola program OK OCE menjadi salah satu ciri kelemahan Sandiaga.
Kritik lebih keras disampaikan Ketua Fraksi Nasdem DPRD DKI Bestari Barus. Dia mengatakan, program OKE OCE yang jadi andalan Pemprov DKI Jakarta era Anies Baswedan-Sandiaga Uno sekadar lips service.
“Jangan dididik-didik, dilatih-latih terus, itu memakan waktu. Kasih duitnya bagaimana perjanjian pengembaliannya agar kami bisa lebih berdaya,” kata Bestari.
Program OK EOCE, pada awalnya ditujukan untuk menciptakan 200.000 entrepreneur baru di Jakarta. Program itu pun dianggarkan Rp98 miliar dari APBD DKI 2018. Sayangnya, program ini jauh panggang dari api. Bestari khawatir uang rakyat Rp98 miliar hilang begitu saja.
“Memang di tahun ini ada 45.000 pendaftar namun yang difasilitasi untuk mendapat modal hanya 300-an orang saja. Hampir boleh dikatakan sia-sia tadi,” kata dia.
Kenyataan lain, dalam program ini, masyarakat hanya mendapat pelatihan namun tidak pernah mendapatkan akses permodalan. Kalau hanya pelatihan, kata Bestari, itu juga sudah dilakukan oleh gubernur sebelumnya.
Berdasarkan website OK OCE, okoce.me, sudah ada 51.377pendaftar per hari ini, Rabu (12/9/2018), dengan 45.183 berasal dari DKI Jakarta. Selain itu ada 2.661 pendaftar dari Jawa Barat, Jawa Tengah (1.006), Banten (783), Jawa Timur (359), Sumatera Utara (206), Sumatera Barat (187), Lampung (127), Sumatera Selatan (112) dan RIAU (81).
Berdasarkan statistik yang ada, mayoritas bergabung dengan harapan bisa memulai usaha (50,7%), kemudian meningkatkan usaha (30,3%), dan mencari pekerjaan (15,3%).