Bisnis.com, JAKARTA – Ketua Fraksi Partai Nasdem DPRD DKI menilai Pemprov memiliki kemampuan untuk mengubah Sungai Ciliwung seperti sungai yang berada di Seoul, Korea Selatan.
Seperti diketahui, Presiden Joko Widodo (Jokowi) berharap agar pengelolaan sungai di Jakarta dapat meniru kebijakan Pemerintah Korsel.
Dengan demikian, sungai semisal Ciliwung dapat berubah menjadi seperti yang berada di Cheonggyecheon, Seoul. Adapun penataan Sungai Ciliwung tidak hanya tugas dari DKI Jakarta, akan tetapi melibatkan pemerintah pusat, dan Pemerintah Provinsi Jawa Barat.
Sementara itu, Ketua Fraksi Partai Nasdem Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) DKI Jakarta Bestari Barus mengatakan bahwa Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) DKI terbilang memadai untuk menjadi modal pengelolaan Sungai Ciliwung.
Pemprov DKI Jakarta melalui Dinas Sumber Daya Air (SDA) dapat menggunakan dana tersebut untuk proyek normalisasi Sungai Ciliwung.
"Saya kira yang disampaikan Bapak Jokowi positif untuk diterapkan di DKI. Anggaran di DKI itu kan [besar], sekarang ini sampai ada Rp6 triliun lebih masih menggantung dianggarkan itu. Maka itu, kami desak semua Satuan Kerja Perangkat Daerah [SKPD] agar menyerap sisanya," kata Bestari pada Kamis (13/9/2018).
Menurutnya, permintaan Jokowi untuk memperbaiki kualitas sungai yang berada di Ibu Kota layak mendapat perhatian Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan. Dia menyarankan kepada Gubernur DKI untuk belajar kepada Pemerintah Korsel, khususnya Seoul, mengenai pengelolaan sungai.
"Ridak perlu jauh-jauh ke Korsel, diundang saja menteri mereka untuk bertanya konsep apa yang mereka pakai sampai sungainya bagus seperti itu," ungkapnya.
Bestari mengimbau agar gubernur dapat mempertimbangkan usulan dari Presiden. Dia menambahkan bahwa saat ini sungai di Jakarta masih kotor, bahkan berbau tidak sedap.
"Konsep sungai di luar sana ini kan masih pakai pola lama. Tapi sisi keindahan estetika itu kan belum [dipelajari di Jakarta], itu kan bisa diwujudkan," ujarnya.
Susun Road Map
Pemprov DKI mencatat presentasi sungai tercemar berat di Ibu Kota tahun lalu mencapai 61%. Pemprov DKI menilai jumlah sungai tercemar dapat terus bertambah bila tidak ada penanganan yang tepat. Dengan demikian, Pemprov DKI sedang berupaya agar bisa mengurangi pencemaran tersebut.
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengatakan kualitas air sungai di DKI terus menurun sejak 2014 lalu. Meski tingkat pencemaran sungai sedang dan ringan menurun, sungai tercemar berat terus meningkat.
Pemprov DKI mencatat sungai tercemar sedang menurun dari sebesar 44% pada 2014 menjadi 17% pada 2017. Sedangkan, sungai tercemar ringan menurun dari sebesar 23% menjadi 12%. Namun, sungai tercemar berat meningkat dari sebesar 32% menjadi 61%.
"Jadi, yang sedang dan ringan itu menjadi berat bukan turun lalu menghilang. Selama 2014 – 2017 kita mengalami peningkatan sungai yang mengalami pencemaran berat," kata Anies pada Rabu (12/9/2018).
Lebih lanjut, Pemprov DKI sedang menyusun road map terkait tata kelola air, termasuk pencemaran lingkungan untuk menghilangkan persoalan ini. "Kita sudah menyusun, menyiapkan road map untuk segera mengembalikan ke kondisi sebelumnya."
Menurutnya, penanganan sungai ini tidak hanya memperhitungkan segi estetika. Namun, lebih penting dari kualitas lingkungan. "Karena itu, yang akan kita lakukan adalah membangun sungai sehingga menjadi ekosistem yang alamiah lagi."
Dia menjelaskan maksud alamiah ini, yakni flora dan fauna dapat hidup di sekitar sungai tersebut. "Kalau satwa bisa berada di sungai artinya sungai itu sehat dan bersih. Itulah yang disebut sebagai sungai yang alamiah atau natural. Kita dorong ke sana."