Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Menjajal Ratangga Si "Kereta Perang" MRT Jakarta

Bulan Maret 2019 akan diingat sebagai tonggak sejarah baru transportasi Ibu Kota. Setelah empat tahun menunggu, warga Jakarta akan memiliki ikon angkutan massal yang diharapkan dapat menuntaskan kemacetan akut di jalanan, yaitu Moda Raya Terpadu alias MRT Jakarta.
(Dari kiri-kanan) Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, Direktur Utama MRT Jakarta William Sabandar, Kepala Masinis Nippon Sharyo Hitoshi Tezuka, Direktur Operasional dan Pemeliharaan MRT Jakarta Muhammad Effendi, dan Direktur Konstruksi MRT Jakarta Silvia Halim menjajal kereta dari Bundaran HI hingga depo Lebak Bulus, Jakarta, Senin (10/12/2018)./Bisnis-Feni Freycinetia
(Dari kiri-kanan) Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, Direktur Utama MRT Jakarta William Sabandar, Kepala Masinis Nippon Sharyo Hitoshi Tezuka, Direktur Operasional dan Pemeliharaan MRT Jakarta Muhammad Effendi, dan Direktur Konstruksi MRT Jakarta Silvia Halim menjajal kereta dari Bundaran HI hingga depo Lebak Bulus, Jakarta, Senin (10/12/2018)./Bisnis-Feni Freycinetia

Bisnis.com, JAKARTA -- Bulan Maret 2019 akan diingat sebagai tonggak sejarah baru transportasi Ibu Kota. Setelah empat tahun menunggu, warga Jakarta akan memiliki ikon angkutan massal yang diharapkan dapat menuntaskan kemacetan akut di jalanan, yaitu Moda Raya Terpadu alias MRT Jakarta. 
 
Kereta MRT yang diberi nama "Ratangga" oleh  Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan tersebut akan melayani rute Lebak Bulus-Bundaran Hotel Indonesia (HI), yang masuk dalam fase I proyek MRT Jakarta.

Nama Ratangga diambil dari salah satu puisi karya Mpu Tantular yang tertuang dalam Kitab Sutasoma dan Arjunawijaya. Dalam bahasa Sansekerta, Ratangga berarti kereta perang yang identik dengan kekuatan dan perjuangan. 

Menjajal Ratangga Si "Kereta Perang" MRT Jakarta

Tampilan depan MRT Jakarta di Depo Lebak Bulus, Jakarta./Bisnis-Feni Freycinetia
 
Ya, Jakarta memang membutuhkan angkutan massal yang tangguh. Target pemerintah sudah jelas, warga mau memarkir kendaraan di rumah dan menggunakan angkutan umum untuk beraktivitas setiap hari. 
 
Padatnya kendaraan berimbas pada kemacetan parah di jalan-jalan dan berdampak fatal. Biaya hidup semakin tinggi, begitu pula dengan tingkat stres warga.
 
"Ratangga akan selalu teguh dan kuat mengangkut para pejuang yaitu warga Jakarta [Jabodetabek] yang sedang berikhtiar mewujudkan kehidupan yang lebih baik," kata Anies di Depo MRT Lebak Bulus, Senin (10/12/2018). 
 
Bisnis Indonesia berkesempatan menjajal langsung "kereta perang" MRT Jakarta. Kuda besi buatan pabrikan Jepang Nippon Sharyo tersebut memang memiliki berbagai keunggulan dibandingkan moda transportasi lain yang sudah dan akan beroperasi di Ibu Kota, seperti Bus Rapid Transit (BRT), commuterline, dan Light Rail Transit (LRT).

Titik uji coba dimulai di stasiun Bundaran HI yang berjenis stasiun bawah tanah (underground). Sebelum naik kereta, Bisnis dan belasan jurnalis dari berbagai media harus menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) karena masih ada pekerjaan finalisasi di lapangan.

Dibangun di kedalaman 20 meter dari permukaan tanah, Bisnis harus menuruni dua level lantai untuk mencapai area peron atau ruang tunggu penumpang.
 
Sesampainya di peron, pintu Ratangga MRT sudah terbuka lebar. Kereta tersebut terlihat gagah dan kokoh. Bodi luar dilapisi cat perak dengan sentuhan biru tua di bagian muka.

Untuk interior, MRT Jakarta memilih kombinasi cat dinding warna putih, bangku biru, serta oranye dan abu-abu pada pegangan tangan atau handle. Meski terkesan minimalis, tampilan tersebut membuat Ratangga MRT Jakarta terlihat modern layaknya kereta cepat dari Negeri Sakura.

Menjajal Ratangga Si "Kereta Perang" MRT Jakarta

Tampilan bagian dalam MRT Jakarta./Bisnis-Feni Freycinetia

Setelah menunggu kurang lebih setengah jam, sirine kereta akhirnya dibunyikan. Pintu semua pintu tertutup perlahan. Ratangga pun melaju menembus terowongan bawah tanah pertama di Jakarta. 
 
Ada perasaan menyenangkan yang Bisnis alami saat menjajal MRT Jakarta. Berbeda dengan kereta commuterline atau jarak jauh, Ratangga MRT berjalan dengan sangat mulus. Hampir tidak ada guncangan saat kereta ini melaju dan melewati sebelas stasiun dari Bundaran HI menuju depo Lebak Bulus.

Suara mesin pun terdengar mulus dan angin sejuk dari pendingin udara membuat penumpang di dalam gerbong merasa sangat nyaman.
 
Selain kenyamanan, ada beberapa keunggulan yang dimiliki oleh MRT Jakarta. Pertama, kereta MRT mampu menampung lebih banyak penumpang.

Satu kereta (car) dapat mengangkut sekitar 200-300 penumpang. Satu rangkaian Ratangga terdiri dari 6 kereta sehingga maksimal dapat membawa 1.800 penumpang untuk setiap perjalanan. 
 
Kedua, sistem persinyalan yang digunakan berbasis komunikasi atau Communications-Based Train Control (CBTC).  Direktur Utama PT MRT Jakarta William Sabandar mengatakan sistem CBTC memanfaatkan radio komunikasi antara peralatan di luar kereta serta jalur untuk pengendalian lalu-lintas dan infrastruktur. 
 
Dengan sistem ini, posisi kereta dapat diketahui secara akurat dan tepat. CBTC juga mampu menerapkan perlindungan operasi dan pengawasan kereta secara otomatis. 
 
"CBTC merupakan salah satu sistem tercanggih yang ada di dunia. Sistem ini diterapkan pertama kali di Indonesia, baru MRT Jakarta," ungkapnya. 
 
Ketiga, kereta MRT dapat melaju dengan kecepatan tinggi secara stabil, baik di jalur layang (elevated) maupun jalur underground.

Menjajal Ratangga Si "Kereta Perang" MRT Jakarta

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan bersama direksi PT MRT Jakarta./Bisnis-Feni Freycinetia

Jalur bawah tanah dimulai dari Stasiun Bundaran Senayan, Stasiun Setiabudi, Stasiun Dukuh Atas, hingga Stasiun Bundaran HI. Sementara itu, sisanya merupakan jalur layang.
 
Saat uji coba yang juga diikuti oleh Anies dan jajaran direksi PT MRT Jakarta, kereta tersebut dikemudikan oleh Kepala Masinis Nippon Sharyo Hitoshi Tezuka. Nippon Sharyo merupakan perusahaan Jepang yang memenangkan tender memproduksi 96 kereta MRT Jakarta.

Nippon Sharyo sudah lebih dulu dikenal sebagai pembuat kereta super cepat Jepang, Shinkansen. 
 
Kepada Bisnis, Tezuka memaparkan tantangan mengemudikan kereta MRT Jakarta selama periode uji coba, khususnya terkait sistem CBTC. 
 
"Tantangan utama CBTC yaitu masinis harus bisa melakukan sinkronisasi antara sinyal yang dikirim dari pusat, kondisi rel, dan kemudi kereta. Masinis harus menyesuaikan kecepatan agar pas dengan kebutuhan di lapangan," ucapnya. 
 
Tezuka menuturkan kecepatan kereta MRT Jakarta pada jalur underground berkisar 80 km/jam. Melewati stasiun Bundaran Senayan, kecepatan diturunkan menjadi 70 km/jam karena kereta harus melakukan transisi ke jalur layang. 
 
Setelah melewati terowongan, Ratangga pun bergerak bak hewan yang keluar dari persembunyian di bawah tanah. Teriknya cahaya matahari dan pergerakan kereta yang halus membuat puluhan jurnalis dan fotografer di dalam kereta bersorak-sorai. Maklum, ini merupakan pengalaman pertama ada kereta bawah tanah di Indonesia.
 
Perjalanan menjajal Ratangga MRT Jakarta sangat berkesan dan menyenangkan. Rangkaian kereta berangkat dari Stasiun Bundaran HI pada pukul 16.30 WIB dan tiba di Stasiun Lebak Bulus pada 16.45 WIB.

Artinya, jarak 16 km dari Jakarta Pusat menuju Jakarta Selatan ditempuh dalam waktu 15 menit saja. Dengan catatan, kereta tak berhenti di stasiun lain. 

Menjajal Ratangga Si "Kereta Perang" MRT Jakarta

Barisan MRT Jakarta yang terparkir di Depo Lebak Bulus, Jakarta./Bisnis-Feni Freycinetia
 
Kecepatan dan keakuratan jadwal memang hal utama yang ditawarkan MRT untuk rakyat Jakarta. Anies berharap warga benar-benar mau meninggalkan kendaraan pribadi di rumah dan naik MRT setiap hari.

Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta juga akan menyediakan kantong parkir di dekat stasiun dan angkutan pengumpan, seperti bus Transjakarta, untuk menunjang kenyamanan warga bergerak dari rumah ke tempat beraktivitas. 
 
"Ini kebahagiaan buat warga Jakarta. Bundaran HI-Lebak Bulus hanya 15 menit. Guncangan stabil, insyaallah nyaman. Waktunya insyaallah akurat," ujar Anies.
 
Warga Jabodetabek, siapkah Anda beralih dari mobil pribadi ke MRT? 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper