Bisnis.com, JAKARTA–Pemprov DKI Jakarta akan siapkan alat untuk mendeteksi penggunaan air tanah di DKI Jakarta.
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengatakan di DKI Jakarta masih banyak gedung dan bangunan yang dalam laporannya menggunakan sedikit air tanah akan tetapi memiliki jumlah penghuni dan kegiatan yang banyak.
"Jadi pasti ada sumber ketiga, tapi sumber ketiga itu sering sulit dideteksi. Sekarang kami akan siapkan alat dari Dinas Perindustrian dan Energi (DPE), mereka sudah menyiapkan teknologi baru di mana penggunaan air bisa digunakan secara digital dan dimonitor," kata Anies pada Rabu (16/1/2019).
Untuk diketahui, Pemprov DKI Jakarta akan dibantu oleh Japan International Cooperation Agency (JICA) dalam menanggulangi masalah penurunan permukaan tanah.
Terkait hal tersebut, Anies menyebutkan JICA hanya akan membantu di tataran kebijakan, sedangkan alat tersebut seluruhnya akan disiapkan oleh Pemprov DKI Jakarta.
Keberadaan JICA pun dipandang perlu karena Jepang sudah berpengalaman dalam menanggulangi penurunan permukaan tanah.
Anies pun menerangkan JICA, Pemprov DKI Jakarta, dan lembaga-lembaga terkait akan membentuk kelompok-kelompok yang masing-masing memiliki tugas tersendiri.
Kelompok yang dimaksud adalah kelompok kerja tentang data informasi yang melakukan pengumpulan data, analisis data, serta sistem pengendalian.
Adapun kelompok kerja atas mitigasi juga dibentuk yang tugasnya adalah menyusun tindakan-tindakan, kebijakan-kebijakan untuk pembatasan pengambilan air tanah, dan alternatif penyediaan sumber air bersih.
Selanjutnya kelompok kerja atas adaptasi juga dibentuk untuk menginvestigasi kerusakan akibat penurunan muka air tanah dan terakhir adalah bagian peningkatan kesadaran dan organisasi pengelolaan antarlembaga.