Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pertumbuhan Kasus Positif Melambat, PSBB DKI Tahap II Lebih Baik dari Tahap I

Pelaksanaan protokol pembatasan sosial berskala besar (PSBB) tahap II di DKI Jakarta tampak lebih baik jika dilihat dari persentase penambahan kasus positif pada 11 hari pertama. Namun demikian, tujuan untuk membatasi pergerakan masyarakat masih belum berhasil.
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan didampingi Wagub DKI Jakarta Ahmad Riza Patria mengumumkan perpanjangan PSBB jilid II di Jakarta mulai 24 April hingga 22 Mei 2020. JIBI/Bisnis-Nancy Junita
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan didampingi Wagub DKI Jakarta Ahmad Riza Patria mengumumkan perpanjangan PSBB jilid II di Jakarta mulai 24 April hingga 22 Mei 2020. JIBI/Bisnis-Nancy Junita

Bisnis.com, JAKARTA - Pelaksanaan protokol pembatasan sosial berskala besar (PSBB) tahap II di DKI Jakarta tampak lebih baik jika dilihat dari persentase penambahan kasus positif pada 11 hari pertama. Namun demikian, tujuan untuk membatasi pergerakan masyarakat masih belum berhasil.

Pemerintah Provinsi DKI Jakarta mencatat jumlah kasus positif naik 27,55 persen menjadi 4.427 kasus selama 11 hari pelaksanaan PSBB tahap II. Dengan kata lain, ada penambahan kasus positif sekitar 63,5 kasus per harinya.

Angka tersebut lebih baik jika dibandingkan dengan 11 hari pertama peningkatan kasus positif yang mencapai 90,68 persen. Adapun, selama 10 April-20 April 2020 ada penambahan 1.480 kasus baru atau sekitar 134,5 kasus per harinya.

Selain itu, jumlah penambahan pasien yang dirawat selama 11 hari membaik pada PSBB tahap II. Selama 23 April-4 Mei, jumlah penambahan pasien baru yang dirawat di rumah sakit hanya 6,3 pasien, sedangkan pada periode yang sama pada PSBB tahap I jumlah penambahan pasien dirawat i rumah sakit mencapai 72,5 orang.

Artinya, jumlah pengidap Covid-19 dengan gejala sedang dan berat menurun drastis. Akan tetapi, jumlah pasien dengan gejala ringan yang harus melakukan isolasi diri terus meningkat bahkan pada PSBB tahap II.

Di sisi lain, jumlah orang dalam pemantauan atau ODP terus meningkat. Seperti diketahui, ODP merupakan orang yang sudah diyakini terjadi penularan antar manusia karena berinteraksi dengan pengidap Covid-19 maupun datang dari daerah yang terdapat pengidap Covid-19.

Sesditjen Pencegahan dan Pengendalian penyakit, Kemenkes dr. Achmad Yurianto seelumnya menjelaskan bahwa pemantauan dimaksudkan untuk mengantisipasi apabila Orang dalam Pemantauan tersebut sakit, sehingga bisa dengan segera dilakukan pengecekan.

Pada 11 hari pertama pelaksanaan PSBB tahap II, persentase pertumbuhan volume ODP melambat dari 120,47 persen pada periode yang sama pada PSBB tahap I menjadi 54,41 persen. Namun demikian, penambahan orang per harinya naik tipis menjadi 287,9 orang per hari dari 285,6 orang per hari.

Sementara itu, pertumbuhan volume pasien dalam pemantauan (PDP) melambat drastis dari 129,18 persen pada 11 hari pertama PSB tahap I menjadi 12,39 persen pada periode yang sama saat PSBB tahap II.

Dengan kata lain, volume pengetesan Covid-19 pada PDP meningkat drastis selama 11 hari pertama PSBB tahap dua.

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan sebelumnya menyampaikan bahwa dari aspek kesehatan, belum tampak adanya penurunan kasus positif Covid-19 yang konsisten sehingga pembatasan sosial berskala besar (PSBB) masih perlu berlanjut sampai Jakarta betul-betul merdeka dari Covid-19.

"Meskipun terlihat ada penurunan, ini tidak boleh diartikan sebagai PSBB-nya kendor. Harus lebih disiplin dan lebih ketat karena masih ditemukan kasus-kasus positif di masyarakat," ungkapnya.

Anies mengungkapkan bahwa pihaknya berupaya memperketat aturan-aturan turunan PSBB, bahkan membuat regulasi khusus terkait pergerakan masyarakat keluar-masuk Jakarta.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Andi M. Arief
Editor : Nurbaiti
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper