Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

75 Tahun Indonesia Merdeka, Kapan Jakarta Bebas Macet?

Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi menuturkan kemacetan lalu lintas di perkotaan diidentifikasi sebagai salah satu penghambat pertubumbuhan ekonomi.
Kendaraan roda empat menggunakan jalur contraflow menuju arah Sukabumi di pintu keluar Tol Jagorawi KM 44, Bogor, Jawa Barat, Sabtu (1/8/2020). Tingginya volume kendaraan menuju Puncak Bogor menyebabkan jalur menuju arah Sukabumi tersendat sehingga Sat Lantas Polres Bogor memberlakukan rekayasa lalu lintas sistem lawan arus (contraflow) untuk mengurai kemacetan. ANTARA FOTO/Yulius Satria Wijaya
Kendaraan roda empat menggunakan jalur contraflow menuju arah Sukabumi di pintu keluar Tol Jagorawi KM 44, Bogor, Jawa Barat, Sabtu (1/8/2020). Tingginya volume kendaraan menuju Puncak Bogor menyebabkan jalur menuju arah Sukabumi tersendat sehingga Sat Lantas Polres Bogor memberlakukan rekayasa lalu lintas sistem lawan arus (contraflow) untuk mengurai kemacetan. ANTARA FOTO/Yulius Satria Wijaya

Kota Termacet di Dunia

Sudah lumrah, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan berharap Jakarta keluar dari peringkat 10 besar Kota Termacet di Dunia. Harapan itu cukup berdasar, pasalnya, Jakarta kini menempati posisi 10 di bawah Bengaluru, Manila, Bogota, Mumbai, Pune, Moscow region, Lima, New Delhi, dan Istanbul.

Sayangnya, apabila melihat lebih rinci data TomTom, perusahaan teknologi navigasi asal Belanda yang meneliti indeks kemacetan pada 416 kota di 57 negara itu, Jakarta tercatat masih memiliki tingkat kemacetan 53 persen.

Indikator congestion level-nya bukan hijau, bukan pula merah, tapi abu-abu [0 persen], tak ada perubahan dari tahun sebelumnya.

Sebelumnya, Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi menuturkan kemacetan lalu lintas di perkotaan diidentifikasi sebagai salah satu penghambat pertubumbuhan ekonomi.

Akibat kemacetam, peningkatan satu persen urbanisasi di Indonesia hanya berdampak meningkatkan 1,4 persen PDB per kapita. Angka itu terbilang rendah jika dibandingkan degnan peningkatan PDB per kapita milik China sebesar tiga persen dan negara-negara di kawasan Asia Timur sebesar 2,7 persen.

“Selain itu, kerugian ekonomi akibat kemacetan lalu lintas adalah 65 triliun per tahun menurut World Bank di tahun 2019,” kata Budi saat memberi keterangan dalam webinar SBM ITB pada Rabu (5/8/2020).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Halaman Sebelumnya
Pelaksanaan ERP Mundur
Halaman Selanjutnya
Angkutan Massal Terintegrasi
Editor : Nancy Junita
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper

Terpopuler