Bisnis.com, JAKARTA — Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menuturkan alasan kembali memperpanjang Pembatasan Sosial Berskala Besar.
Menurut Anies hal itu merupakan upaya penyelarasan terhadap kondisi penyebaran di daerah Bodetabek yang terbilang masih tinggi.
Anies mengungkapkan data Covid-19 di DKI Jakarta telah menunjukkan tren pelandaian yang signifikan setelah pemberlakuan kembali PSBB jilid kedua selama 12 hari belakangan.
“Dalam rapat koordinasi terkait antisipasi perkembangan kasus Covid-19 di Jabodetabek, Menko Kemaritiman dan Investasi Luhut Pandjaitan menunjukkan data bahwa DKI Jakarta telah melandai dan terkendali, tetapi kawasan Bodetabek masih meningkat, sehingga perlu penyelarasan langkah-langkah kebijakan," ujar Anies melalui keterangan resmi, Kamis (24/9/2020). .
Anies menambahkan Luhut juga menyetujui perpanjangan otomatis PSBB DKI Jakarta selama dua minggu,
Menurut Anies, sudah ada tanda-tanda pelandaian kasus positif dan kasus aktif Covid-19 di DKI Jakarta seiring dengan berkurangnya mobilitas warga saat diberlakukan pengetatan PSBB.
“Pada 12 hari pertama bulan September, pertambahan kasus aktif sebanyak 49 persen atau 3.864 kasus. Pada periode PSBB, yakni 12 hari berikutnya, penambahan jumlah kasus aktif masih terjadi, namun berkurang menjadi 12 persen atau 1.453 kasus,” ujarnya.
Kendati demikian, Anies kembali memperpanjang PSBB ketat hingga 11 Oktober 2020 lantaran masih ada potensi kenaikan angka kasus positif Covid-19 jika pelonggaran diberlakukan.
Sementara itu, epidemiolog dari Griffith University Dicky Budiman memperkirakan Provinsi DKI Jakarta melampui gelombang pertama Pandemi Covid-19 pada sebelum akhir tahun 2020.
Dicky berpendapat prediksi itu berdasar pada cakupan testing DKI Jakarta yang cenderung stabil dalam batas yang telah ditetapkan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
“Untuk DKI Jakarta dan sekitarnya bisa diperkirakan sebelum akhir tahun ini gelombang pertama bisa selesai. Bahwa DKI Jakarta bisa mengalami gelombang berikutnya tentunya tetap ada,” ujar Dicky melalui pesan suara dari Australia, Selasa (22/9/2020).
Stabilitas kapasitas testing, menurut Dicky, memiliki modal yang pasti secara keilmuan untuk melandaikan kurva pandemi di DKI Jakarta.