Bisnis.com, JAKARTA - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan memperkirakan biaya untuk perbaikan 46 halte bus yang dirusak massa dalam aksi unjuk rasa menolak UU Cipta Kerja pada Kamis (8/10/2020) mencapai Rp65 miliar.
Anies menyatakan bahwa sebagian besar halte yang rusak merupakan halte milik PT Transjakarta.
"Kerugian untuk halte itu diperkirakan per hari ini Rp 65 miliar," kata Anies di Halte Transjakarta Bundaran HI, Jakarta Pusat, Sabtu (10/10/2020).
Anies menuturkan tiga halte yang mengalami kerusakan cukup berat karena terjadi pembakaran terjadi di Halte Transjakarta Bundaran HI, Tosari dan Sawah Besar.
Halte tersebut, kata Anies, harus dirombak total karena mengalami kerusakan yang cukup parah.
Anies mengungkapkan bahwa Pemerintah DKI sudah menerjunkan 250 personil pada Jumat (9/10/2020) malam untuk membersihkan material yang masih tersisa imbas pembakaran halte tersebut.
Baca Juga
Pemerintah DKI juga menginstruksikan Dinas Pertamanan, Bina Marga, Sumber Daya Air dan Pemadam Kebakaran untuk segera menuntaskan pembersihan seluruh kawasan halte yang rusak.
"Semua bekerja sepanjang malam. Tadi malam dan alhamdulillah pagi ini sudah tuntas pembersihannya," ujarnya.
Sementara itu, perkirakaan biaya perbaikan halte yang rusak ini meningkat dari sebelumnya. Pada Jumat (9/10/2020) Anies mengatakan bahwa biaya perbaikan untuk 20 halte diperkirakan Rp55 miliar.
Adapun aksi massa yang berujung ricuh pada Kamis (8/10/2020) terjadi di sejumlah lokasi di wilayah DKI Jakarta. Beberapa di antaranya di kawasan Harmoni, Medan Merdeka Barat, Medan Merdeka Selatan, Bundaran Hotel Indonesia, Simpang Lima Senen hingga Tanah Abang.
Aksi itu sejatinya berlangsung untuk memprotes pengesahan RUU Cipta Kerja yang diketok DPR pada 5 Oktober 2020. Ribuan mahasiswa dan pelajar berkumpul ke sejumlah titik termasuk ke dekat Istana Merdeka dan DPR. Namun, aksi yang semula damai berakhir rusuh.