Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Dapat Konsesi, Pembangunan Jaya Bakal Kuasai Pendapatan LRT Pulo Gebang-Joglo

Pemerintah Provinsi DKI Jakarta memberikan konsesi selama 33,5 tahun kepada PT Pembangunan Jaya. Dengan demikian, seluruh pendapatan daari LRT Pulo Gebang-Joglo bakal diserahkan ke PT Pembangunan Jaya.
Sebanyak 19 trainset dari total 31 trainset LRT Jabodebek telah dikirim ke Jakarta melalui stasiun Harjamukti (20/1/2021). /INKA
Sebanyak 19 trainset dari total 31 trainset LRT Jabodebek telah dikirim ke Jakarta melalui stasiun Harjamukti (20/1/2021). /INKA

Bisnis.com, JAKARTA — Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta Syafrin Liputo memastikan seluruh pendapatan penjualan tiket (farebox revenue) dan non tiket (non-farebox revenue) LRT Pulo Gebang-Joglo sepanjang 32,15 kilometer selama 33,5 tahun bakal diserahkan kepada PT Pembangunan Jaya.

Hal itu disampaikan Syafrin merujuk pada dokumen feasibility study atau studi kelayakan yang dibuat oleh PT Pembangunan Jaya ihwal Kerjasama Pemerintah Daerah dan Badan Usaha (KPDBU) Unsolicited Penyelenggaraan Sarana LRT Pulo Gebang-Joglo tersebut.

Saat ini, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta tengah mengevaluasi dokumen studi kelayakan KPDBU tersebut.

“Dalam dokumen feasibility study diajukan dengan prinsip pemanfaatan farebox revenue dan non farebox revenue. Maka selama tarif yang dihitung oleh mereka dalam dokumen tetap itu yang digunakan maka tidak ada subsidi dari pemerintah,” kata Syafrin di DPRD DKI, Senin (3/5/2021).

Pasalnya dalam dalam skema KPDBU unsolicited itu, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta memberikan konsesi selama 33,5 tahun kepada PT Pembangunan Jaya. 

“Dengan demikian, Pemprov DKI tidak ada pengeluaran. Kalau sekarang kan subsidi itu ke MRT, LRT, TransJakarta, nah proyek ini tidak perlu ada subsidi,” kata dia. 

Berdasar pada dokumen studi kelayakan itu, pengeluaran PT Pembangunan Jaya berkaitan dengan biaya operasi dan pemeliharaan sarana-prasarana LRT selama masa konsesi. Rinciannya, biaya operasi dan pemeliharaan prasarana sebesar Rp300 miliar per tahun. Sementara, biaya operasi dan pemeliharaan sarana mencapai RP151 miliar setiap tahunnya. 

Adapun, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta mesti mengeluarkan investasi prasarana senilai RP18,9 triliun. Sementara itu, PT Pembangunan Jaya hanya mengeluarkan biaya investasi sarana sebesar Rp3,8 triliun.

“Hasil feasible study mereka [PT Pembangunan Jaya] kami masih melakukan kajian secara komprehensif apakah ini feasible atau tidak,” kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Edi Suwiknyo
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper