Bisnis.com, JAKARTA - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menyatakan fasilitas rumah sakit di Jakarta bakal kolaps apabila kasus aktif Covid-19 terus melonjak. Gelombang kedua kali ini disebut kondisi terparah yang pernah terjadi di Ibu Kota.
Anies mengatakan pada kasus sebelumnya kapasitas tempat tidur di DKI Jakarta selalu berada di atas jumlah pasien Covid-19. Namun, saat ini tingkat keterisian tempat tidur sudah mendekati penuh.
"Sekarang kita dalam posisi sangat berisiko, mepet sekali, dan kita harus menambah tempat untuk penampungan perawatan bagi saudara-saudara kita yang terpapar," ujar Anies dalam konferensi virtual, Jumat (2/7/2021) malam.
Anies memaparkan pada awal Juni kapasitas tempat tidur sekitar 6.500 dan hanya terisi sekitar 1.500 pasien. Dengan demikian, masih terdapat jarak yang cukup jauh pada saat itu.
Namun, sejak 13 Juni DKI Jakarta mulai memasuki masa genting Covid-19 dan mulai meningkatkan jumlah tempat tidur dari yang semula 6.500 menjadi menjadi 11.134 tempat tidur. Jumlah pasien yang diisiolasi sebanyak 10.220 atau sekitar 92 persen.
Di Jakarta, kata Anies, terdapat 193 rumah sakit dengan 140 di antaranya menangani pasien Covid-19. Sebanyak 32 RSUD di Jakarta ikut menangani Covid-19 dan 13 di antaranya menjadi rumah sakit khusus Covid-19.
"Bila hari-hari itu DKI Jakarta tidak menambah tempat tidur saat itu kita sudah kolaps saat itu warga tidak dapat tempat," ungkapnya.