Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Anies Tegaskan Pemprov DKI Tak Pernah Tutupi Data Covid-19

Anies Baswedan mengatakan parameter pandemi yang bergerak positif belakangan ini di DKI Jakarta memiliki landasan yang dapat dipercaya oleh masyarakat luas.
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan saat mengunjungi Pintu Air Manggarai, Jakarta Pusat, Minggu (21/2/2021)./Bisnis-Nyoman Ary Wahyudi
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan saat mengunjungi Pintu Air Manggarai, Jakarta Pusat, Minggu (21/2/2021)./Bisnis-Nyoman Ary Wahyudi

Bisnis.com, JAKARTA — Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menegaskan pihaknya tidak menutup-nutupi data pandemi Covid-19 di Ibu Kota. Dengan demikian, parameter pandemi yang bergerak positif belakangan ini memiliki landasan yang dapat dipercaya oleh masyarakat luas.

“Kami di Jakarta dari awal pandemi selalu transparan menyampaikan data apa adanya, tidak ditambah tidak dikurangi lalu merujuk pada pendekatan ilmiah dalam semua kebijakan yang kita ambil,” kata Anies melalui keterangan virtual, Senin (26/7/2021).

Hasilnya, Anies mengatakan, masyarakat memiliki pegangan dalam bertindak di tengah pandemi yang sudah berlangsung selama tiga semester ini.

“Karena kita percaya bahwa masyarakat di Jakarta menginginkan informasi yang benar, informasi yang bisa dipercaya,” ujarnya.

Berdasarkan laporan Dinas Kesehatan DKI Jakarta, terjadi penurunan kasus aktif Covid-19 di Ibu Kota yang signifikan. Pada 25 Juli kemarin, kasus aktif di Jakarta menyentuh di angka 64 ribu pasien. Padahal, puncak kasus itu sempat menyentuh di posisi 113 ribu pasien pada 16 Juni 2021.

Di sisi lain, positivity rate DKI Jakarta juga menunjukkan tren penurunan yang signifikan di angka 25 persen pada pekan ini. Angka itu jauh lebih rendah dari positivity rate awal Juli lalu yang berada di kisaran 45 persen.

“Pemakaman Protap Covid-19 yang pernah mencapai lebih dari 350 pemakaman per hari kini sudah turun di bawah 200 per hari,” kata dia.

Akan tetapi, Epidemiolog dari Griffith University Australia Dicky Budiman menegaskan belum ada tren pelandaian kasus Covid-19 di Ibu Kota. Alasannya, positivity rate DKI Jakarta masih jauh dari standar minimal yang ditetapkan WHO.

“Prediksinya tetap menjelang akhir Juli ini, tapi belum bisa dikatakan melandai di Jakarta karena positivity rate tinggi lebih dari 20 persen,” kata Dicky melalui pesan suara kepada Bisnis, Selasa (20/7/2021).

Selain itu, Dicky juga menyoroti tingkat kematian pasien Covid-19 di Jakarta yang relatif mengkhawatirkan. Tingkat kematian itu mencerminkan rendahnya kemampuan pemeriksaan dan penelusuran kontak erat riil pasien Covid-19 di tengah masyarakat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper