Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Angka Reproduksi Covid-19 di Jakarta Turun Jadi 1, Apa Artinya?

Anies meminta masyarakat untuk tetap disiplin menjaga momentum pelandaian kurva pandemi Covid-19 di Ibu Kota.
rnPetugas kepolisian melarang pengendara mobil berplat nomor ganjil memasuki Jalan Sudirman di kawasan Bundaran Senayan, Jakarta, Kamis (12/8/2021). Pemprov DKI Jakarta menerapkan sistem ganjil genap di delapan ruas jalan di Jakarta pada pukul 06.00-20.00 WIB untuk mengendalikan mobilitas warga mengikuti perpanjangan PPKM Level 4 hingga 16 Agustus mendatang./Antararn
rnPetugas kepolisian melarang pengendara mobil berplat nomor ganjil memasuki Jalan Sudirman di kawasan Bundaran Senayan, Jakarta, Kamis (12/8/2021). Pemprov DKI Jakarta menerapkan sistem ganjil genap di delapan ruas jalan di Jakarta pada pukul 06.00-20.00 WIB untuk mengendalikan mobilitas warga mengikuti perpanjangan PPKM Level 4 hingga 16 Agustus mendatang./Antararn

Bisnis.com, JAKARTA — Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengklaim angka reproduksi atau potensi penularan Virus Corona (Rt) di DKI Jakarta menurun menjadi 1.

Anies mengklaim angka tersebut berdasarkan berdasarkan hasil kajian Fakultas Kesehatan Masyarakat atau FKM UI.

 “Perhitungan terakhir dari FKM UI menunjukkan bahwa nilai Rt Jakarta tepat di 1,0. Artinya, pandemi melandai, tetapi belum benar-benar berkurang,” kata Anies melalui keterangan daring, Sabtu (14/8/2021).

Oleh karena itu, Anies meminta masyarakat untuk tetap disiplin menjaga momentum pelandaian kurva pandemi Covid-19 di Ibu Kota.

Pasalnya, angka Rt masih berpotensi meningkat mengikuti intensitas mobilitas masyarakat.

“Di masa lalu pernah naik, turun, saat ini kita sudah di angka 1,0. Bila mobilitas penduduk Jakarta tiba-tiba kembali tinggi, maka angka reproduction ini akan meningkat lagi,” kata dia.

Anies menegaskan, pihaknya bakal tetap mengikuti ketentuan pelonggaran Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat atau PPKM Level 4 dari pemerintah pusat.

Dia beralasan, aturan relaksasi itu sudah diatur secara terintegrasi melalui sistem pelevelan PPKM tersebut.

“Itu ada kriterianya dan kriterianya bisa dibaca oleh siapa saja, jadi kriteria tentang tingkat keterisian di rumah sakit kemudian tentang positivity rate kemudian tentang mobilitas jadi kita bekerjanya menggunakan patokan dan patokan yang kemarin sudah ditetapkan kita rujuk,” tambahnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Nancy Junita
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper