Kasus Aktif Turun
Penurunan kasus baru telah secara konsisten terjadi di Ibu Kota dalam beberapa pekan terakhir. Kini tempat perawatan pasien Covid-19 di rumah sakit rujukan pun jauh berkurang.
Begitu juga tempat-tempat isolasi terpusat dan mandiri makin sedikit yang terisi. Mereka adalah orang-orang yang berdasarkan hasil tes terinfeksi Covid-19 kategori orang tanpa gejala (OTG). Kalaupun ada gejala, masih tergolong ringan.
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengakui kondisi 140 rumah sakit rujukan Covid-19 di Jakarta sempat kolaps akibat gelombang kedua Covid-19 sepanjang Juli 2021.
Pada awal gelombang kedua itulah, kenang Anies, semua berkejaran dengan penambahan kasus baru.
Hal ini terindikasi dari jumlah yang harus dirawat melebihi batas dibandingkan dengan kapasitas perawatan. Padahal, saat itu daya tampung rumah sakit telah ditambah dari semula hanya enam ribu menjadi 11 ribu tempat tidur dengan memanfaatkan sejumlah ruangan rumah sakit yang masih kosong.
Saat itu, meski kapasitas telah ditambah, jumlah pasien yang datang tetap jauh lebih banyak dari fasilitas kesehatan yang tersedia.
Pada gelombang kedua, kasus harian di Jakarta sempat menyentuh 14.000 kasus per hari. Kemudian, kasus harian itu stagnan di angka sekitar 12.000 sehari. Sedangkan jumlah kasus aktif di puncak gelombang Covid-19 pada 16 Juli 2021 mencapai 113.000 kasus.
Ini pentingnya menahan kasus baru dan kasus aktif karena kapasitas kesehatan bukan tidak ada batas, jelas ada batasnya.
Bila batas itu terlewati, maka kapasitas kesehatan kolaps yang menandakan jumlah yang harus dirawat lebih banyak dari jumlah tempat tidur dan kamar untuk perawatan.
Walau berada di posisi sulit, namun lonjakan kasus Covid-19 gelombang kedua di Jakarta berhasil diredam lewat berbagai kebijakan.