Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pemprov DKI Investigasi Penyebaran Corona di Sekolah Selama PTM

Penyebaran Covid-19 di sekolah yang menyelenggarakan PTM terbatas di Provinsi DKI Jakarta tidak bisa langsung diindikasikan sebagai klaster.
Sejumlah siswa mencuci tangannya seusai mengikuti embelajaran tatap muka di SDN Pondok Labu 14 Pagi, Jakarta Selatan, Senin (30/8/2021). Sebanyak 610 sekolah di Ibu Kota menggelar pembelajaran tatap muka secara terbatas dengan protokol kesehatan ketat. ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan
Sejumlah siswa mencuci tangannya seusai mengikuti embelajaran tatap muka di SDN Pondok Labu 14 Pagi, Jakarta Selatan, Senin (30/8/2021). Sebanyak 610 sekolah di Ibu Kota menggelar pembelajaran tatap muka secara terbatas dengan protokol kesehatan ketat. ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan

Bisnis.com, JAKARTA - Penyebaran Covid-19 di sekolah yang menyelenggarakan pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas di Provinsi DKI Jakarta dinilai tidak bisa langsung diindikasikan sebagai klaster. Pemprov DKI sedang menginvestigasi hal tersebut.

Kepala Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta Widyastuti mengatakan terdapat beberapa kemungkinan lain dari penyebaran Covid-19 yang terjadi di sekolah-sekolah selama PTM berlangsung sejak 30 Agustus 2021.

"Ada kemungkinan kasus positif berasal dari keluarga atau ketika di jalan, atau mungkin dari interaksi sosial lainnya," kata Widyastuti kepada wartawan ketika ditemui di Monas, Jakarta, Rabu (22/9/2021).

Dia menambahkan penyebaran Covid-19 terhadap para peserta didik yang terjadi perlu dilakukan investigasi lebih intens untuk mengetahui apakah murni terjadi di lingkungan sekolah.

Widyastuti mengatakan Dinas Pendidikan DKI Jakarta masih berproses dalam melakukan investigasi terkait dengan penyebaran Covid-19 yang menimpa peserta didik tersebut.

Sebelumnya, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) mencatat 2,8 persen atau 1.296 sekolah menjadi klaster penyebaran Covid-19 selama PTM terbatas.

Klaster penyebaran Covid-19 paling banyak terjadi di SD sebesar 2,78 persen atau 581 sekolah. Disusul, 252 PAUD, SMP sebanyak 241 sekolah.

Kemudian SMA sebanyak 107 sekolah, SMK 70 sekolah, dan terakhir Sekolah Luar Biasa (SLB) sebanyak 13 sekolah. Namun, Jumeri tak mengungkap sekolah tersebut tersebar di daerah mana saja.

Jumlah kasus positif terbanyak, baik guru maupun siswa, di lingkungan SD. Untuk guru dan tenaga kependidikan, kasus positif mencapai 3.174 orang dari 581 klaster sekolah. Sementara peserta didik yang positif Covid-19 mencapai 6.908 orang.

Selanjutnya tingkat SMP terdapat 1.502 guru dan 2.220 siswa positif Covid-19. Lalu PAUD, dengan kasus positif tenaga pendidik sebanyak 2.007 orang, dan siswa 953 orang.

Tingkat SMA mencatat 1.915 guru positif Covid-19 dan siswa sebanyak 794 orang . SMK 1.594 kasus positif pada guru dan 609 pada siswa. Terakhir SLB, 131 kasus positif pada siswa dan 112 pada guru.

Sampai dengan saat ini sebanyak 42 persen sekolah atau sekitar 118 ribu sekolah di wilayah PPKM level 1-3 telah menggelar belajar tatap muka secara terbatas. Namun, jumlah itu masih relatif rendah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Rahmad Fauzan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper