Bisnis.com, JAKARTA - Pihak pengelola sekolah di wilayah Jakarta Barat memeriksa kesehatan murid secara rutin sebulan sekali sebagai upaya pencegahan penyebaran hepatitis akut terhadap murid selama pembelajaran tatap muka (PTM).
"Jadi puskesmas kelurahan setiap bulan datang ke sekolah memantau kesehatan anak dan memberikan imunisasi atau vaksin," kata Kepala Sekolah Dasar Negeri 11 Grogol, Limah Yuhana, saat dihubungi di Jakarta, Kamis (12/5/2022).
Limah menyebut, upaya tersebut merupakan inisiatif dari pihak sekolah karena belum ada arahan terkait hepatitis akut dari Dinas Pendidikan DKI Jakarta mapun Suku Dinas Pendidikan Jakarta Barat.
Upaya lain yang dilakukan Limah antara lain imbauan bagi guru dan pelajar agar menjaga kebersihan, kesehatan tubuh, tidak menyarankan jajan sembarangan, dan mengonsumsi makanan bergizi.
Upaya yang sama juga dilakukan Kepala Sekolah Dasar Negeri 03 Duri Kepa, Sri Sumiati yang memberikan imbauan kepada murid untuk mematuhi protokol kesehatan dan menjaga kebersihan lingkungan.
Ke depan, pihaknya berencana membuat satgas khusus untuk menangani siswa yang terpapar hepatitis akut saat PTM berlangsung.
Baca Juga
"Mungkin ke depan kita buat satgas khusus seperti Satgas Covid-19" ujarnya.
Sebelumnya, Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria mengungkapkan, mayoritas pengidap penyakit diduga hepatitis akut di Ibu Kota berusia di bawah 16 tahun.
"Dari 21 kasus, 14 orang termasuk tiga yang meninggal berusia kurang dari 16 tahun," kata Riza Patria di Balai Kota Jakarta, Kamis (12/5/2022).
Sedangkan tujuh kasus dugaan hepatitis akut lainnya, lanjut dia, berusia di atas 16 tahun. Sebanyak 14 kasus tersebut masih dalam proses penyelesaian pemeriksaan hepatitis. Dengan demikian, 14 orang tersebut masih belum masuk klasifikasi mengidap hepatitis A hingga E.
"Belum semua lengkap jenis pemeriksaan hepatitis A hingga E, sehingga semua kasus masih berstatus 'pending classification'," ucapnya.
Tujuh orang lain karena berusia di atas 16 tahun tidak masuk kriteria Badan Kesehatan Dunia (WHO) sebagai kewaspadaan hepatitis akut berat yang belum diketahui penyebabnya.
Sementara itu, WHO melalui laman resmi who.int, pada Sabtu (23/4) menyebutkan adanya kasus hepatitis akut yang belum diketahui penyebabnya menyerang anak-anak.