Bisnis.com, JAKARTA - Kualitas udara di Jakarta semakin tidak sehat untuk masyarakat Jakarta pada Kamis (7/9/2023) pagi bertepatan hari terakhir KTT ke-43 Asean di Jakarta.
Berdasarkan data IQAir, tingkat polusi Ibu Kota berada di angka 158 pada pukul 07.00 WIB dan menempati peringkat ke-3 kota paling berpolusi udara yang tidak sehat.
Level ini dapat diartikan udara Jakarta tidak sehat bagi sebagian orang untuk dihirup oleh masyarakat Jakarta.
Kemudian, tingkat konsentrasi PM2.5 Jakarta saat ini pada level 69,1µg/m³ atau setara dengan 13,8 kali dari nilai panduan kualitas udara tahunan World Health Organization (WHO).
Sementara itu, suhu di Jakarta hari ini 25 derajat Celcius dengan tingkat kelembaban 58 persen, gerak angin hanya 3,7 km/jam, dan tekanan sebesar 1015 mbar.
Sebagai informasi, peringkat kualitas udara terburuk Jakarta saat ini berada di posisi ke-3 di dunia dengan indikator warna adalah merah, yang artinya sangat tidak sehat.
Baca Juga
Indikator warna lainnya adalah oranye merujuk pada kualitas udara yang tidak sehat untuk dihirup bagi sebagian orang yang memiliki masalah pernapasan. Adapun ungu sangat tidak sehat, hitam berbahaya, hijau baik, dan kuning sedang.
Seiring kualitas udara Jakarta yang berada pada indikator merah, masyarakat Jakarta masih diimbau untuk menggunakan masker jika berada di luar ruangan, menutup jendela agar terhindar dari udara kotor dari luar, dan menghindari aktivitas olahraga di luar ruangan.
Warga Jakarta juga disarankan menyalakan penyaring udara di dalam ruangan agar udara yang masuk tidak membahayakan kesehatan. (Nizar Fachri Rabbani)