Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Upaya Membendung Anies Baswedan di Pilkada Jakarta

Nasib pencalonan Anies Baswedan belum jelas usai PKS dan Nasdem mengirim sinyal untuk berbalik arah.
Eks Gubernur DKI Jakarta periode 2017-2022 menemui awak media setelah mengikuti penyembelihan hewan kurban di Masjid Babul Khoirot, Lebak Bulus, Jakarta Selatan, Senin (17/6/2024). /Bisnis-Reyhan Fernanda Fajarihza
Eks Gubernur DKI Jakarta periode 2017-2022 menemui awak media setelah mengikuti penyembelihan hewan kurban di Masjid Babul Khoirot, Lebak Bulus, Jakarta Selatan, Senin (17/6/2024). /Bisnis-Reyhan Fernanda Fajarihza

Bisnis.com, JAKARTA -- Nasib pencalonan Anies Baswedan belum jelas usai PKS dan Nasdem mengirim sinyal untuk berbalik arah. PKS memutuskan untuk mengusung Sohibul Iman sebagai calon gubernur DKI Jakarta. Sementara Nasdem, masih mempertimbangkan kadernya Ahmad Sahroni untuk bertarung di Pilgub 2024. 

Ketidakjelasan nasib pencalonan Anies itu muncul di tengah rumor tentang upaya sejumlah pihak menghambat Anies maju sebagai calon gubernur. Kabar ini tidak pernah terkonfirmasi. Tetapi kalaupun itu terjadi, praktis, Anies hanya bisa berharap kepada PDI Perjuangan alias PDIP dan PKB untuk menjadi kendaraan politik pada pemilihan November 2024 nanti.

Anies sendiri sering dicitrakan sebagai antitesis Jokowi. Sewaktu menjabat Gubernur DKI Jakarta, ia acapkali berseberangan dengan pemerintah pusat dalam berbagai macam aspek. Paling kentara saat Anies dan Menteri Basuki Hadimujono terlibat adu argumen terkait proses naturalisasi atau normalisasi Ciliwung. Anies menawarkan konsep naturalisasi, sementara pemerintah pusat mendorong normalisasi.

Selain itu, Pilpres 2024 lalu, Anies juga tampil sebagai pembeda. Ia mengusung tagline perubahan. Saat debat capres cawapres, Anies yang diusung PKS, Nasdem, dan PKB, tampak fasih mengkritik kebijakan Jokowi, mulai dari kebijakan anggaran, pembangunan infrastruktur, wabil khusus tentang Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara yang sampai sekarang masih sepi investor.

Sikap berseberangan inilah yang kemudian memunculkan rumor Jokowi berupaya untuk membendung Anies di Pilgub DKI 2024. Apalagi, dari semua tokoh atau sosok yang berpotensi maju sebagai calon gubernur, Anies memiliki elektabilitas lebih tinggi dibandingkan yang lain. Hal ini diakui oleh Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh.

Kendati masih ragu-ragu untuk mengusung Anies pada pilgub DKI Jakarta, Surya Paloh mengakui bahwa elektabilitas Anies Baswedan memang tinggi. "Saya pikir capek juga orang mau menghadapi dia di Jakarta ini," ujar Surya sambil tersenyum di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta Pusat, Senin (24/6/2024).

Di sisi lain, Relawan pendukung Presiden Jokowi, Solidaritas Merah Putih (Solmet) membantah adanya keterlibatan dan ikut campur Jokowi di pemilihan kepala daerah (Pilkada) serentak di November 2024.

“Fakta bukti ataupun apapun yang selama ini diopinikan secara negatif oleh lawan-lawan politik, Kalau mau dikatakan, belum pernah ada Pak Jokowi mengintervensi," kata Ketua Umum Solmet Silfester Matutina dilansir dari Antara.

Menurut dia, isu cawe-cawe Jokowi yang akan menjegal Anies Baswedan, hanya ketakutan lawan politik saja. Menurut dia, isu itu pun pernah terjadi di pemilihan presiden 2024 lalu. Tetapi, kenyataannya hal itu tidak pernah terjadi, dan Anies tetap menjadi calon presiden.

Wakil Ketua Tim Kemenangan Nasional (TKN) Prabowo-Gibran itu menegaskan masa kepemimpinan Jokowi akan berakhir dan berganti dengan kepemimpinan baru Prabowo-Gibran, saat Pilkada Jakarta berlangsung. "Yang nantinya akan memimpin Indonesia setelah 20 Oktober 2024 ini adalah Pak Prabowo dan Mas Gibran," ujarnya.

Walaupun, kata dia, anak ketiga dari Presiden Jokowi yakni Kaesang Pangarep juga digadang-gadang akan maju pada Pilkada Jakarta. Tetapi, Jokowi telah menegaskan akan kembali ke Solo untuk menjaga cucu.

Bahkan, kata dia, selain Kaesang, masih banyak tokoh politik yang bisa berkompetisi dengan Anies di Pilkada Jakarta, seperti Ridwan Kamil dan Budi Djiwandono. "Walaupun Pak Anies sampai saat ini elektabilitasnya cukup tinggi di Jakarta, tapi ada anak-anak muda seperti Mas Budi Djiwandono,” katanya menegaskan.

Suara Relawan Anies

Sementara itu, Juru Bicara Relawan Anies, Iwan Tarigan juga menanggapi isu masa depan pencalonan Anies sebagai kandidat calon gubernur usai Partai Keadilan Sejahtera (PKS) menunjuk Sohibul Iman.

Iwan meyakini bahwa keputusan PKS yang menunjuk Sohibul Iman tersebut masih bisa berubah, mengingat pendaftaran Pilkada Serentak 2024 masih satu bulan lagi yaitu pada akhir Agustus 2024.

"Perlu kita ingat pendaftaran pilkada masih di akhir bulan Agustus 2024, jadi masih sangat mungkin semuanya akan berubah menjelang pendaftaran paslon Gubernur Daerah Khusus Jakarta [DKJ]," tuturnya di Jakarta, Senin (24/6/2024).

Iwan mengklaim bahwa PKS tetap bakal mengusung Anies Baswedan untuk menjadi calon Gubernur DKI Jakarta. Pasalnya, dia mengatakan bahwa PKS dan Anies adalah tim yang tepat pada Pilkada DKI 2017 lalu dan Pilpres 2024.

"Kami yakin PKS akan tetap bersama kami  karena selama ini sudah menjadi sebuah tim yang hebat di Pilkada DKI 2017 dan Pilpres 2024," katanya.

Halaman
  1. 1
  2. 2

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper