Bisnis.com, JAKARTA — Ekonom menilai pembentukan Jakarta Collaborative Fund atau Jakarta Fund merupakan ide yang cukup inovatif dan dapat menjadi peluang untuk meningkatkan investasi.
Direktur Center of Economic and Law Studies (CELIOS), Bhima Yudhistira, mengatakan bahwa Jakarta Collaborative Fund bertujuan untuk menarik investasi baru di Daerah Khusus Jakarta.
“Dari imbal hasil, dari modal yang disetor kepada Jakarta Collaborative Fund itu juga akan menjadi semacam dana abadi yang bunganya atau imbal hasilnya bisa digunakan untuk mengerjakan proyek-proyek,” ujarnya, dikutip Minggu (8/7/2025).
Bhima menambahkan bahwa Jakarta Collaborative Fund memungkinkan mekanisme pencairan lebih cepat dibandingkan pencairan dana belanja pemerintah daerah atau APBD.
Selain itu, terdapat potensi untuk mendorong skema blended finance dan kolaborasi dengan lembaga filantropi global.
Lebih lanjut, jika inisiatif ini segera ditindaklanjuti, Bhima menyampaikan bahwa Jakarta Collaborative Fund dapat menjadi daya ungkit (leverage) bagi Jakarta untuk menarik investasi baru dan bekerja sama dengan pihak swasta.
Baca Juga
Langkah Pemprov Jakarta yang telah berkoordinasi dengan Indonesia Investment Authority (INA) juga dinilai sebagai langkah awal yang baik.
“Sehingga proyek-proyek yang nanti ditawarkan Jakarta Collaborative Fund ini itu tidak mereplikasi apa yang akan Danantara atau INA lakukan,” jelasnya.
Gubernur Jakarta Pramono Anung mengatakan bahwa Jakarta Fund akan dimulai dengan modal sebesar Rp3 triliun yang berasal dari Sisa Lebih Perhitungan Anggaran (SiLPA) APBD DKI Jakarta. Dia memastikan dana tersebut akan dikelola secara profesional, tanpa campur tangan Aparatur Sipil Negara (ASN) atau Badan Usaha Milik Daerah (BUMD).