Bisnis.com, JAKARTA - Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo diminta untuk tidak menjadi ‘petualang politik’ dengan mencalonkan diri sebagai kandidat dalam pemilihan presiden (pilpres) 2014.
Siti Zuhro, Pengamat Politik dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), mengatakan jika Jokowi sungguh-sungguh mencalonkan diri dalam pilpres 2014, dia akan kembali melanggar etika pemerintahan yang baik.
“Dia kan disumpah menjadi pemimpin, bukan petualang. Kalau sungguh maju [sebagai calon presiden 2014], itu tidak elok dan ada fenomena kutu loncat,” katanya saat dihubungi Bisnis, Minggu (18/8/2013).
Seperti diketahui, Jokowi tidak menyelesaikan masa jabatannya yang kedua sebagai Walikota Solo sejak terpilih kembali pada 2010. Pasalnya, sejak Oktober 2012 dia berhasil memenangkan pemilihan kepala daerah (pilkada) di DKI Jakarta.
Apabila Jokowi bersungguh-sungguh akan mencalonkan diri sebagai kandidat dalam pilpres 2014, hal itu menunjukkan dirinya kembali berniat untuk tidak menyelesaikan masa jabatannya sebagai Gubernur DKI saat ini.
“Ini bukan karena masalah kemampuan, tetapi bagaimana etika pemerintahan itu ditaati oleh siapapun yang berkuasa, karena akan menentukan orang itu berintegritas atau tidak,” jelasnya.
Dia menekankan pemerintah berkuasa harus menghindarkan diri dari sikap-sikap oportunis seperti ini. Pasalnya, hal ini akan menyebabkan degradasi moral politik yang ujung-ujungnya akan merugikan masyarakat.
“Jadinya pemimpin memberi pembelajaran politik yang buruk [ke masyarakat]. Apalagi kita harus sadar masyarakat kita adalah masyarakat negara berkembang yang penduduknya sebagian besar dihuni penduduk yang belum berpendidikan tinggi,” pungkasnya.