Bisnis.com, JAKARTA - Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama menyatakan kesiapannya untuk membenahi Jakarta dan ditinggal oleh Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) yang akan menjadi Presiden RI periode 2014-2019 jika tak terganjal di Mahkamah Konstitusi.
Menurut pria yang lebih akrab disapa Ahok ini, dirinya sudah biasa dan menjadi risiko politik yang harus dihadapinya sebagai wakil gubernur.
Dengan terpilihnya Jokowi menjadi presiden RI, lanjutnya, dapat mempercepat penyelesaian permasalahan di Jakarta karena koordinasi yang akan lebih mudah.
"Ya, risiko politik, harus siap ditinggalkan. Memang harus begitu kan, banyak PR. Apapun yang beliau belum dan ingin dikerjakan harus kasih ke saya," ujarnya di Balai Kota, Kamis (7/8/2014).
Gubernur DKI, lanjutnya, menjadi perpanjangan tangan dari Presiden karena Jakarta sebagai Ibu Kota Indonesia sehingga harus dibenahi.
Ahok optimistis bersama para satuan kerja perangkat daerah (SKPD) DKI dapat membenahi Jakarta.
Tahun ini, pihaknya juga akan mengadakan perombakan di jajaran SKPD dan mengubah peraturan daerah (Perda) organisasi dan tata laksana (Ortala).
"Bisa terselesaikan. Kami kan lagi mau ubah Perda Ortala. Nanti kami ada pelantikan massal. Jadi semuanya mau kami ubah-ubah nih, termasuk 5 asisten nanti. Tahun ini diharapkan selesai," tuturnya.
Mantan Bupati Belitung Timur ini akan tetap memprioritaskan pelaksanaan program yang telah dirancang bersama dengan Jokowi, yakni program atasi banjir, membangun jalan inspeksi, atasi kemacetan, dan pembangunan rumah susun.
Sebelumnya, Jokowi menuturkan banyak pekerjaan rumah yang akan ditinggalkan kepada Ahok, yang akan menggantikannya sebagai Gubernur DKI.
"Banyak sekali, lima buku ada," ucapnya.