Bisnis.com, JAKARTA-Sejumlah warga Jakarta menilai rencana Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama mencabut izin operasi Kopaja dan Metromini pada Juni 2015 sebagai tindakan emosional.
Kartana, warga Tanah Abang Jakarta Pusat, mengatakan tidak mudah mencabut izin operasi angkutan umum yang masih beroperasi tanpa terlebih dahulu menyiapkan bus penggantinya.
“Penggantinya harus siap, sudah sosialisasikan dan uji operasi melayani masyarakat, barulah kemudian izin operasi Kopaja dan Metromini bisa dicabut,” katanya, Selasa (12/5/2015).
Menurutnya, tidak mudah mendatangkan armada bus mencapai jumlah yang sekarang dioperasikan Kopaja dan Metromini, lengkap dengan izin trayeknya.
Sebab, sebelum dioperasikan semua armada bus besar pengganti Kopaja dan Metromini harus sudah memenuhi persyaratan administrasi secara lengkap, termasuk hasil uji kelayakan jalannya.
“Jangan sampai terulang kasus 5 bus tingkat bantuan dari swasta yang tidak bisa beroperasi karena belum memiliki perizinan operasioanal, sehingga sempat tidak bisa beroperasi di ruas jalan terlarang bagi sepeda motor, yaitu Jl Sudirman-Jl MH Thamrin,” ujarnya.
Haris, penumpang Kopaja 502 jurusan Tanah Abang-Kampung Melayu, menyatakan setuju seluruh bus ukuran sedang yang dioperasikan Kopaja dan Metromini diganti dengan bus besar seperti milik PPD dan Mayasari Bhakti.
“Namun, apa mungkin dalam waktu hanya dua bulan dari sekarang, rencana menghapus izin Kopaja dan Metromini serta menggantinya dengan bus besar itu dapat direalisasikan,” tegasnya.