Bisnis.com, JAKARTA - Puluhan Nelayan Muara Angke yang tergabung dalam Komunitas Nelayan Tradisional (KNT) dan perkumpulan lain mengantarkan ikan hasil tangkapan mereka dari Teluk Jakarta untuk diberikan pada Gubernur DKI, Basuki Purnama, di Balai Kota, Jakarta, Selasa (19/4/2016).
"Hari ini kami berikan ikan hasil tangkapan di Teluk Jakarta, sekitar 20 kilogram, untuk diberikan ke Ahok, sebagai bukti. Karena sebelumnya dia menyatakan reklamasi itu bisa dilakukan karena sudah tidak ada ikan di sana," kata Ketua KNT, Carmidi (39), di Balai Kota Jakarta.
Dengan mengirimkan hasil tangkapan ini, para nelayan meminta Ahok menghentikan proyek reklamasi di Teluk Jakarta, karena akan menutupi laut yang menjadi akses keluar-masuk mereka menuju Teluk Jakarta, Laut Jawa, dan lain-lain perairan.
"Kami berikan bukti ini yang menyanggah pernyataan gubernur, namun untuk berapa lama? Karena reklamasi, kami semakin sulit untuk mencari ikan," kata nelayan lain Muara Angke, Tri (30), di tempat sama.
"Selain laut menjadi kotor sehingga harus melaut lebih jauh, kami juga harus melaut saat air pasang karena akses keluar-masuk kapal terhalang pulau yang menyebabkan juga pendangkalan," ucap dia.
Para nelayan mengaku hasil tangkapannya dari laut menurun sangat drastis setelah proyek reklamasi Teluk Jakarta itu dimulai sejak 2014.
"Dulu sebelum 2014 dengan kapal 3GT-5GT kami bisa kumpulkan 1,5 kwintal, sekarang maksimal 15 kg saja," ujar Tri.
Ahok Tak Ada
Dalam kesempatan tersebut, lima orang perwakilan nelayan Teluk Jakarta diterima Kasubdit Pemantauan dan Penanganan Konflik Sosial Kesbangpol DKI Jakarta, Sonny Triwibawa.
Ahok dikatakan mereka sedang tidak ada di kantor.
"Saya hanya bisa nampung pernyataan sikap dari bapak sekalian untuk disampaikan lebih lanjut ke pimpinan, namun perlu diingat pemerintah pasti memikirkan nelayan ini ke depannya bagaimana. Memang dalam pembangunan ini banyak pro kontra, kami akan memikirkan jalan terbaiknya," ujar Triwibawa.
Selain mengirimkan tangkapan ikan Teluk Jakarta, para nelayan juga mengadukan masih dilakukannya pengerjaan pada pulau-pulau reklamasi seperti G, C dan D, padahal pemerintah pusat memutuskan menghentikan sementara (moratorium) proyek reklamasi tersebut.
Tak Ada Hubungan
Sebelumnya, Purnama mengatakan tidak ada hubungannya antara proyek reklamasi di Teluk Jakarta dengan mata pencaharian nelayan, karena menurut dia ikan memang sudah susah dicari di Teluk Jakarta sebelum ada reklamasi Teluk Jakarta.
"Sebelum reklamasi juga sudah susah cari ikan di Teluk Jakarta, mana ada ikan di Teluk Jakarta, kamu kira teluk di Belitung," kata dia, di Kantor Balai Kota DKI Jakarta, Kamis (14/4/2016).
Dia juga meragukan pihak yang menyegel Pulau G beberapa waktu lalu, adalah nelayan sungguhan. Menurut dia, mereka hanyalah pihak-pihak yang mengatasnamakan nelayan.
"Nelayan mau menduduki ya tidak ada, itu juga perlu dicek. Ada tidak suku tertentu, nelayannya mana? Kamu jadi kelompok nelayan, tetapi tak pernah melaut bagaimana coba," ujar dia, di Kantor Pusat BPJS Ketenagakerjaan, di Jakarta, Minggu (17/4/2016).