Kabar24.com, JAKARTA - Badan Perencanaan dan Pembangunan Nasional atau Bappenas tengah mempertajam studi tentang geologi dan hidrologi terkait Garuda Project.
Menteri Perencanaan dan Pembangunan Nasional Sofyan Djalil mengatakan, Garuda Project yang merupakan penyempurnaan National Capital Integrated Coastal Development (NCICD) saat ini tengah dalam tahapan penajaman soal perencanaannya.
Dia mengungkapkan, proyek tersebut idenya membangun tembok di luar Jakarta dengan tujuan untuk mencegah jangan sampai Jakarta kebanjiran. Selain itu, proyek itu juga bertujuan untuk membangun cadangan air.
"Namun untuk itu perlu beberapa masalah teknis yang harus kita pertajam, misalnya soal studi geologi, hidrologi, dan lain-lain," katanya di Kompleks Istana Negara, Selasa (24/5/2016).
Dia memerkirakan, dalam beberapa bulan mendatang pendalaman studi akan segera diselesaikan.
Sofyan menilai, pendalaman tersebut diperlukan karena NCICD tidak hanya menyangkut sektor hilir untuk membangun tanggul laut saja, melainkan juga menyangkut proyek di hulu dan di tengah.
"Di hulu, bagaimana kita selamatkan DAS Ciliwung dan sungai yang mengalir di jakarta, tengahnya bagaimana kita bersihkan supaya sungai itu bersih, nggak buang sampah," ujarnya.
Sebelumnya, Sofyan juga mengestimasi Proyek Garuda bakal menelan nilai investasi hingga lebih dari Rp270 triliun.
Kala itu, dia mengungkapkan, pihaknya tengah berupaya agar master plan megaproyek yang merentang di bagian utara DKI Jakarta, Jawa Barat dan Banten ini tuntas sebelum September tahun ini.
"Pada 2010 sebenarnya sudah ada masterplan dan pernah dihitung, total seluruh investasi NCICD waktu itu Rp270 triliun. Tapi dengan perubahan begini, pasti lebih tinggi," katanya.
Dia menyampaikan masterplan tersebut akan memuat keseluruhan aspek proyek, mulai dari hulu sampai hilir pembangunan. Namun, mantan Menko Perekonomian ini belum mau membeberkan secara detail skema investasi yang akan dipakai untuk membiayai proyek ini.