Bisnis.com, JAKARTA -- Gubernur DKI Jakarta berkomitmen untuk membersihkan sampah yang berada di Kawasan Hutan Bakau Ecomarine Tourism Mangrove, Muara Angke, Pluit, Jakarta Utara.
Gubernur Provinsi DKI Jakarta, Anies Baswedan, menjelaskan telah meninjau dan ikut serta dalam kegiatan pembersihan sampah di Kawasan Hutan Bakau Ecomarine Tourism Mangrove di Muara Angke pada Senin (19/3/2018).
Adapun hal ini dilakukan setelah mendapatkan laporan sejak Februari lalu tempat tersebut menjadi tumpukan sampah. Pemprov DKI menilai fenomena penumpukan sampah yang terjadi di pesisir utara Ibu Kota ini baru pertama kali terjadi.
“Kami merespons laporan dari masyarakat atas sampah yang ada di pesisir, setelah pelaporan kemudian Dinas Lingkungan Hidup langsung bergerak membersihkan. Selama beberapa hari ini sudah terkumpul lebih dari sebanyak 50 ton sampah," kata Anies, Senin (19/3/2018).
Adapun karena faktor lokasi dan kondisi lapangan, pembersihan tersebut dinilai tidak memungkinkan alat-alat besar untuk mengangkut sampah di perairan. "Harus pakai kapal, tidak bisa dilakukan dengan alat berat karena akses yang memungkinkan harus pakai kapal,” ujarnya.
Pemprov DKI memperkirakan pembersihan sampah ini memakan waktu sekitar satu pekan. Lebih lanjut, kegiatan pembersihan ini akan mengerahkan sebanyak ratusan petugas Pekerja Penanganan Sarana dan Prasarana Umum (PPSU) DKI Jakarta dan tim lain yang terkait.
Baca Juga
Pemprov DKI dibantu oleh Unit Pelaksana Kebersihan Badan Air Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta dengan menyediakan satu unit alat berat berjenis backhoe amphibi.
“Lebih dari 400 orang tenaga untuk mengangkut sampah-sampah tersebut,” sebutnya.
Pemprov DKI mencatat sampah yang menumpuk diperkirakan setebal 2,5 meter ke dalamannya. Selain itu, Pemprov DKI memperkirakan pencemaran di wilayah Teluk Jakarta ini mayoritas bersumber dari limbah domestik rumah tangga yang menyebabkan air laut menjadi tercemar dan berdampak buruk bagi ekosistem di lingkungan sekitar.
Adapun tumpukan sampah yang berada di sekitar kawasan tersebut masih bisa dilalui dengan berjalan kaki. Sampah ini kemudian dipindahkan ke truk yang ada di dermaga untuk dibawa ke tempat pembuangan sampah di Bantargebang, Bekasi.
“Diperkirakan masih ada 50 ton lagi sampah-sampah yang ada di sini. Sampah ini mayoritas dari plastik rumah tangga yang mulai diduga terkumpul sejak akhir Desember [2017] karena angin barat. Angin tersebut mengakibatkan lahan rusak yang semula digunakan untuk lahan mangrove dan budi daya bandeng,” ungkapnya.
Sementara itu, Kepala Suku Dinas Lingkungan Hidup Kepulauan Seribu, Yusen Hardiman mengatakan konsekuensi atas kejadian penumpukan sampah tersebut, Pemprov DKI meminta seluruh warga untuk membuang sampah pada tempatnya, terutama jangan di sungai. “Sabtu itu 19 ton, kemarin 15 ton, dan hingga siang ini sudah ada 16 ton yang diangkut,” kata Yusen dalam siaran pers, Senin (19/3/2018).
Selain itu Pemprov DKI dan SKPD terkait akan mempersiapkan jaring-jaring di sekitar sungai atau perairan dari hulu sampai dengan hilir. “Jadi akan segera kita tuntaskan [pembersihan sampah dan pemasangan jaring], mudah-mudahan dalam satu minggu akan segera kita bereskan,” ujarnya.